Tinta Media – Tren child free kembali merebak pasca Covid. Survei Badan Statistik (BPS) mencatat bahwa Jakarta mencapai angka 14,3 persen. Di Indonesia, tercatat sekitar 72 ribu perempuan Indonesia mengaku tidak mau punya anak. Para wanita muda lebih fokus pada karir atau pendidikan karena ekonomi dan kesehatan.
Fenomena child free adalah suatu pilihan seseorang untuk tidak memiliki anak atau keturunan. Banyak faktor yang membuat pasangan tidak mau punya anak, di antaranya yaitu belum siap untuk menjadi orang tua, juga faktor psikologis.
Banyaknya orang yang memilih tidak punya anak disebabkan karena melihat pengalaman mereka dengan orang tua di masa kecil yang buruk. Bisa juga karena faktor ekonomi, karena merasa takut kekurangan uang dan tidak bisa menjalani kehidupan yang sulit. Selain itu, adanya anggapan bahwa seorang anak akan menjadi beban dan bisa mengambat kesuksesan karir suami istri.
Apalagi pasca pandemi, pasangan muda enggan memiliki anak karena biaya hidup semakin tinggi dan ketidakpastian masa depan. Kondisi ini turut memperkuat suasana untuk memilih tidak punya anak. Seharusnya masalah tersebut segera ditangani dengan serius, karena tren ini akan mengakibatkan berkurangnya jumlah generasi di masa depan.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji menyebut bahwa fenomena child free di kalangan perempuan Indonesia bersifat dugaan. Beliau meyakini bahwa penduduk Indonesia masih baik-baik saja dan terkendali. Pernyataan ini dikutip dari perbincangan Wihaji dengan Pro3 RRI, (www.rri.co.id, Sabtu 16/11/2024). Wihaji menghormati dan mengahargai keputusan perempuan untuk tidak memiliki anak.
Negara dengan sistem kapitalis sekular liberal selalu memberi ruang pada paham-paham yang rusak dan merusak dengan dalih hak asasi manusia. Sistem ini membuat manusia tak percaya dengan konsep rezeki.
Padahal, dalam Islam menikah dan memiliki keturunan adalah fitrah manusia sejak dulu, sebelum kerasulan Muhammad SAW. Memperbanyak keturunan adalah karunia. Terdapat keterangan dalam Al-Qur’an surat Al-Araf ayat 86, bahwasanya anak akan mendatangkan rezeki. Selain itu, di dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 31 disebutkan bahwa anak merupakan amal jariyah.
Sistem Islam akan memperkuat akidah sehingga menolak ide child free karena bertentangan dengan akidah Islam.
Negara Islam akan bertanggung jawab terhadap rakyat yang kesulitan atau tidak mampu membiayai dan mengurus anak-anak. Dengan sistem ekonomi Islam yang kokoh, negara mampu menjamin terpenuhinya berbagai kebutuhan pokok rakyat, mulai dari pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan. Sehingga, seluruh rakyat akan fokus untuk mencetak generasi unggul dan menjalankan segala fitrahnya dalam kehidupan tanpa khawatir miskin, apalagi takut anaknya terlantar dan tak terurus karena beratnya beban hidup seperti di sistem lain di luar Islam. Maka, hanya dengan penerapan sistem Islamlah semua fitrah manusia terjaga dan terpenuhi. Wallahu a’lam bish shawwab
Oleh: Ummu Shakila
Sahabat Tinta Media
Views: 0