Kriminalitas Marak, Dampak Sistem Koyak

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Jumlah kasus kriminalitas makin tinggi dari hari ke hari. Bahkan, kasusnya kian mengerikan. Salah satunya kasus kriminalitas yang dilakukan Ismail (40 tahun), warga Musi Rawas yang menganiaya ibu kandungnya yang berusia 80 tahun. Penganiayaan terjadi karena Ismail kesal akibat kalah main judi (kumparan.com, 9/2/2025). Tanpa pikir panjang, pria paruh baya ini mencekik dan membanting sang ibu hingga terkulai tidak berdaya. Luka memar dan trauma dialami ibu. Untungnya, sang ibu masih bisa diselamatkan pihak keluarga.

Tidak hanya itu, kriminalitas pun menyapa berbagai wilayah lain. Warga kampung Bulak, Desa Nanggerang dikejutkan dengan penemuan jasad bayi di aliran sungai Caringin (beritasatu.com, 9/2/2025). Jasad bayi ditemukan pertama kali oleh warga yang tengah memancing. Saat ditemukan, jasad ini dalam keadaan tidak utuh dan sudah mulai lebam. Bayi ini diduga sebagai hasil hubungan di luar nikah yang dibuang begitu saja dan terbawa aliran sungai.

Dampak Serius

Kriminalitas semakin marak dilakukan dengan kadar kekerasan yang makin mengerikan. Pelakunya pun tidak pandang bulu. Tua dan muda bisa menjadi pelaku kriminal yang ganas dan tidak terduga.

Situasi yang semakin mencekam mengancam keselamatan masyarakat. Ketidakamanan merajalela, kondisi ini membuat masyarakat selalu diliputi rasa cemas karena tidak ada jaminan perlindungan terhadap nyawa dan harta benda. Setiap individu harus selalu waspada tanpa adanya jaminan keamanan dari negara.

Kriminalitas semakin brutal, diwarnai oleh emosi yang tak terkendali hingga berujung pada penganiayaan dan pembunuhan. Individu semakin kehilangan kendali diri akibat keserakahan, keinginan terhadap harta, iri hati, dan emosi. Semua ini berakar dari lemahnya iman dan takwa individu.

Masalah kecil bisa berkembang menjadi konflik besar yang menghilangkan nyawa. Tidak hanya pembunuhan, tetapi juga tindakan sadis yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kejadian-kejadian mengerikan ini menunjukkan bahwa sikap individu telah jauh menyimpang dari jalur yang benar.

Inilah dampak dari sekulerisme, yakni sistem yang menjauhkan aturan agama dari kehidupan. Hilangnya aturan agama, menjadikan manusia kehilangan sandaran dan menjadikan hawa nafsu sebagai satu-satunya jalan. Akibatnya, emosi lebih diutamakan daripada kebenaran. Wajar saja jika kejadian-kejadian di tengah masyarakat kian memburuk dan berdampak pada tatanan kehidupan sosial.

Sekulerisme membuat manusia tak lagi takut akan dosa dan balasan di akhirat. Konsep pahala dan dosa dianggap tidak nyata, sehingga individu bebas bertindak tanpa mempertimbangkan akibat yang akan terjadi.

Kondisi ini diperparah oleh kapitalisme, yang mengutamakan keuntungan materi di atas segalanya. Akibatnya, ketimpangan ekonomi semakin melebar, angka kemiskinan meningkat, dan kebutuhan hidup semakin mahal. Kesulitan ekonomi mendorong masyarakat untuk melakukan kejahatan demi bertahan hidup.

Selain itu, media massa turut berperan dalam memperburuk keadaan. Berita-berita kejahatan ditampilkan tanpa sensor, menunjukkan detail sadis yang menginspirasi bagi pelaku kriminal lainnya. Hal ini berpotensi memperpanjang siklus kejahatan di masyarakat.

Lemahnya penegakan hukum juga berkontribusi terhadap meningkatnya kriminalitas. Negara tidak mampu bersikap tegas terhadap pelaku kejahatan, lebih fokus pada kepentingan kelompok tertentu, dan mengabaikan kesejahteraan rakyat. Akibatnya, hukum menjadi tumpul dan rakyat kehilangan kepercayaan pada sistem yang ada.

Selama sistem sekuler-kapitalis tetap diterapkan, sanksi hukum tidak akan memberikan efek jera. Praktik jual beli kasus semakin marak. Rentetan fakta ini menciptakan keadilan yang semakin sulit ditegakkan. Masyarakat pun akhirnya hanya bisa pasrah pada keadaan. Jaminan keamanan menjadi satu hal yang mustahil diwujudkan.

Islam Menyajikan Jaminan Keamanan

Islam, satu-satunya sistem yang mampu menjanjikan harapan ketenangan dan keamanan. Sistem Islam dalam bingkai khilafah menjamin keamanan rakyat dengan menerapkan hukum yang adil dan tegas. Setiap kebijakan khilafah berorientasi pada kesejahteraan umat, karena Islam memandang nyawa manusia sebagai amanah yang harus dijaga.

Rasulullah SAW. bersabda,

Hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai, Tirmidzi)

Islam menegakkan sistem sanksi yang adil dengan mengedepankan konsep jawabir dan zawajir yang memberikan efek jera bagi pelaku kriminalitas. Khilafah akan berperan sebagai perisai umat, sebagaimana yang terjadi dalam sejarah ketika Khalifah Mu’tashim Billah menjaga dan membela kehormatan seorang wanita muslimah yang dilecehkan, hingga berujung pada pembebasan Amuriyyah.

Tidak hanya sistem sanksi, sistem Islam pun menerapkan sistem pendidikan Islam yang berlandaskan akidah Islam. Sistem tersebut akan mencetak generasi  yang memahami konsep keterikatan dengan Zat Maha Pencipta. Individu pun dididik hingga memiliki kepribadian Islam. Mekanisme inilah yang mampu menjaga individu agar terjaga dari segala bentuk perbuatan maksiat.

Terkait sistem sosial, sistem Islam menjamin tegaknya tiga pilar untuk menjaga penjagaan sosial, mulai dari ketakwaan individu, kontrol masyarakat, dan penerapan sistem sanksi oleh negara akan menjamin terwujudnya keamanan pada masyarakat.

Dengan penerapan sistem Islam secara menyeluruh, kehidupan akan berjalan lebih terarah dan keamanan pun menjadi hal yang niscaya terwujud. Wallahu a’lam bisshawwab.

 

 

Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor

Views: 0

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA