Harga Beras Terus Naik, Rakyat Makin Panik

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Lagi dan lagi, harga beras kembali mengalami kenaikan,
padahal sebelumnya rakyat saja sudah kesulitan untuk membeli beras, dan bahan
pokok lainnya, beberapa masyarakat mulai melirik beras bulog yang harganya jauh
lebih murah, tapi sayangnya kini harga beras bulog pun mengalami kenaikan
drastis hingga hampir menyamai harga beras belida dengan selisih beberapa ribu
saja.

CnnIndonesia.com (20/05/2024).

Beras merupakan makanan pokok mayoritas penduduk Indonesia,
penetapan HET (Harga Eceran Tertinggi) permanen dari kenaikan harga sebelumnya
tentu sangat menyulitkan rakyat. Sebab sebagai makanan pokok beras harus tetap
dibeli meskipun harganya naik, baik orang kaya maupun orang miskin, bedanya
orang kaya mungkin hanya sedikit terganggu dengan kenaikan harga, atau mungkin
tidak sama sekali, sementara orang miskin pasti akan sangat keberatan, bahkan
mungkin mengurangi jatah anggaran untuk membeli kebutuhan lain demi tetap
adanya beras dirumah.

Anehnya kenaikan harga ini justru tidak menguntungkan petani
sama sekali, kehidupan mereka tetap sama seperti biasanya, justru juga
menderita sebab mahalnya harga pupuk dan rendahnya harga beli gabah dari cukong
atau pengepul, belum lagi persaingan harga dengan beras impor yang lebih murah.
Jadi mengapa harga beras terus mengalami kenaikan? Dan siapa yang diuntungkan
dalam situasi ini? Padahal kenaikan ini akan memicu tingginya angka kemiskinan,
yang berdampak pada kelaparan dan stunting.

Tak hanya itu, lebih jauh lagi kemiskinan akan menimbulkan
kasus kriminalitas, seperti pencurian, perampokan, begal, dan lain sebagainya.
Naiknya harga bahan pokok dan pemasukan yang tetap, atau bahkan berkurang
menjadi penyebab utama terjadinya tindakan kriminal. Sulitnya mencari pekerjaan
di zaman sekarang juga menjadi penyebab banyaknya pengangguran, bagaimana cara
masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari jika tidak ada penghasilan yang
didapatkan?

Jika hal ini terus menerus dibiarkan, rakyat akan semakin
bergantung pada beras impor yang tentunya lebih murah, sehingga petani kelak
akan menyerah bertani, kemudian menjual sawahnya dan diubah menjadi lahan
Industri oleh pemilik modal, sebab kerugian yang terus menerus dirasakan
petani.

Bantuan yang diberikan pemerintah pun tidak akan mampu
memastikan 25,90 juta penduduk Indonesia mendapatnya, sebagian bansos malah
salah sasaran, bukannya didapatkan rakyat miskin, malah menyasar kepada
masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas, sedihnya lagi, bansos yang tidak
seberapa bagi segelintir orang tapi sangat diharapkan oleh yang sangat
membutuhkan ini justru dengan tega dikorupsi oleh beberapa oknum yang tidak
bertanggung jawab. Miris sekali, akan semenderita apa masyarakat kita nanti?

Beras Juga Di Kapitalisasi

Meskipun sektor pertanian dikuasai oleh petani, namun yang
berkuasa pada pendistribusian beras dan yang bisa mengatur harga beras di
pasaran adalah para pengusaha pemilik modal dan mafia pangan. Mereka bebas
menaikkan harga tanpa memikirkan akibatnya, menimbun beras sehingga terjadi
kelangkaan pasar, dan tidak peduli ruginya para petani, serta jeritan rakyat
miskin yang membutuhkan nasi.

Padahal Indonesia adalah negara agraris, namun kehidupan
petaninya justru miris, bahkan berujung tragis, serta penduduknya lebih banyak
menangis, padahal lokasinya strategis, namun penguasa dan pengusaha yang duduk
manis justru mendapatkan keuntungan fantastis.

Solusi Islam Dalam Politik Bahan Pangan

Dalam negara Islam, beras yang merupakan bahan pokok
merupakan tanggung jawab negara dalam memenuhinya sesuai kapasitas penduduk
negara. Negara sangat memperhatikan petani bahkan memberikan subsidi demi
produksi beras berjalan lancar, dengan modal ringan dan keuntungan yang besar.
Petani harus diberikan penyuluhan mengenai alat-alat teknologi modern yang
canggih, benih unggul, pupuk terbaik, dan bantuan pertanian berupa lahan maupun
modal.

Negara mengupayakan beras hasil dalam negeri, dan
menghentikan impor dari luar. Negara melarang adanya perusahaan asing yang
ingin menguasai sektor industri dan tidak melakukan ekspor sampai kebutuhan
pokok setiap warga negara hingga individu terpenuhi dengan baik. Negara juga
mengawasi jalannya distribusi sehingga tidak memungkinkan adanya kecurangan
atau permainan harga yang dilakukan oleh oknum tertentu.

Khatimah

Hanya dalam sistem Islam, pemerintah menunjuk seorang
pengawas pasar yang mengawasi setiap kegiatan di pasar, dan menindak setiap
adanya kecurangan. Setiap pelaku yang berbuat curang akan diberikan sanksi
tegas sesuai syariat. Pemerintah menyadari statusnya sebagai pelayan umat,
bukan sebagai penguasa, sehingga sangat mementingkan kepentingan masyarakat
sebelum kepentingan pribadi.

Dalam negara Islam, setiap pemimpin menyadari hubungannya
dengan Allah, dan tanggung jawabnya kepada masyarakat, serta adanya hari
pembalasan kelak, yang membuat pemimpin Islam sangat takut melakukan
kecurangan, apalagi memakan hak dan uang rakyat. Sudah saatnya kita campakkan
sistem zalim ini, dan kembali kepada sistem Islam yang berasal dari sang
pencipta manusia.  Jika aturan Allah Swt
diterapkan tentunya akan memberikan rahmat bagi seluruh alam.

Wallahua’lam bishawab.

Oleh: Audina Putri, Aktivis Dakwah

Views: 0

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA