Bencana Banjir Berulang, Butuh Solusi Komprehensif

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Curah hujan yang tinggi memang kerap menjadi faktor penyebab
bencana banjir di berbagai wilayah di Tanah Air. Namun, berulangnya musibah
banjir tidak akan terjadi dan dampak dari bencana pun dapat diminimalkan
apabila mitigasi bencana berjalan baik dan optimal. Sayangnya, lemahnya sistem
mitigasi bencana di negeri kita berdampak pada terus berulangnya bencana yang
merugikan masyarakat dan tak jarang menelan korban jiwa.

Bencana banjir tak terelakkan lagi di Desa Sambandate,
Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara dikarenakan
luapan air setinggi dua meter meluap dari Sungai Lalindu. Peristiwa itu pun
mengakibatkan jalan Trans Sulawesi tidak bisa dilalui dan lumpuh total.
(cnnindonesia.com 11/05/2024)

Sumatra Barat pun tak luput dari banjir, di Kabupaten Agam
dilaporkan setidaknya 15 orang warga meninggal dunia dan 7 orang mengalami
luka- luka akibat bencana banjir bandang. Data Tim Reaksi Cepat BPBD memaparkan
sekitar 90 unit bangunan yang terdiri dari rumah warga, fasilitas umum, dan
tempat usaha terendam banjir. (cnnindonesia.com 12/05/2024)

Sementara itu, musibah banjir dan longsor yang terjadi di
Sumatra Barat turut mengungkap fakta kelam praktik deforestasi yang makin
meluas di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Pantauan dan analisis citra
satelit LSM Walhi Sumbar yang terbaru periode Agustus hingga Oktober 2023
mengungkap adanya indikasi penebangan liar dan pembukaan lahan seluas 50
hektare di Nagari Padang Air dingin, Kabupaten Solok Selatan. Tak hanya itu,
penebangan liar dan pembukaan lahan seluas 16 hektare juga terjadi di Nagari
Sindang Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan. (bbc.com 13/05/2024)

Bencana banjir yang menimpa beberapa wilayah di Indonesia bisa
terjadi karena faktor alam ataupun dikarenakan faktor kerusakan akibat
aktivitas yang dilakukan manusia. Berulangnya bencana banjir dengan memakan
korban jiwa menunjukkan kepada kita bahwa upaya mitigasi belum dilakukan secara
komprehensif. Tak dapat kita pungkiri, terjadinya bencana termasuk banjir dan
longsor yang terjadi di negeri ini juga erat kaitannya dengan kebijakan
pembangunan yang diusung oleh negara. Negara yang bernaung dalam sistem kapitalis
seperti saat ini menjadikan kebijakan yang diterapkan bersifat eksploitatif dan
merusak.

Hal berbeda tentu akan kita temukan dalam negara yang berada
dalam naungan ideologi Islam (khilafah). Kebijakan pembangunan dalam Islam
tidak akan bersifat eksploitatif ataupun destruktif karena negara dalam Islam
akan memperhatikan setiap kebijakannya dijalankan sesuai tuntunan syariat.
Adapun mitigasi bencana secara komprehensif akan dilakukan oleh negara khilafah
sebagai implementasi ri’ayah dan penjagaan negara kepada rakyatnya dalam rangka
melestarikan alam dan lingkungan sekitar tempat masyarakat tinggal dan
menjauhkan masyarakat dari bahaya dan kemudharatan. Negara khilafah akan benar-
benar melaksanakan kedua fungsi tadi secara maksimal karena dorongan ketakwaan
kepada Allah SWT. Wallahu ‘alam bishawab 

Oleh : Selly Amelia, Sahabat Tinta Media 

Views: 0

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA