Berharap Layanan Kesehatan Gratis dalam Sistem Kapitalisme, Nonsen!

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Saat ini, beban Program Jaminan Kesehatan lebih tinggi dari penerimaannya. Apalagi, Kepala Humas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Rizzky Anugerah menyarankan adanya kenaikan iuran BPJS. Kenaikan hingga 10% pun nyatanya masih berpotensi menyebabkan defisit dana jaminan sosial.

Beban jaminan kesehatan tercatat sebesar Rp146,28 triliun sedangkan penerimaan iuran BPJS sebesar Rp133,45 triliun. (Bisnis.com, JAKARTA)

Rizzky menegaskan bahwa perhitungan tersebut sangat tergantung dari tarif yang akan ditetapkan seperti apa, juga tergantung dari kebijakan pemerintah. Karena jika tidak ada penyesuaian, maka risiko biaya akan lebih tinggi 80% dalam enam tahun ke depan dari kondisi saat ini. Berbeda jika iuran ditetapkan dalam jangka waktu dua tahunan.

Masalah BPJS masih menjadi pro dan kontra di tengah masyarakat. Program dengan landasan tolong-menolong ini pada awalnya mungkin terlihat bagus karena dianggap bermanfaat bagi masyarakat ketika sakit.

Pada dasarnya, jaminan kesehatan adalah hak seluruh rakyat yang wajib ditanggung/ dipenuhi oleh negara. Negaralah yang bertanggung jawab atas semua kebutuhan rakyat seperti halnya layanan kesehatan.

Namun pada faktanya, rakyat justru dipaksa secara halus dengan landasan tolong-menolong antarsesama, sehingga dibuatlah program iuran BPJS. Ada BPJS mandiri dan ada pula BPJS dari pemerintah. Yang pasti, pelayanannya akan berbeda.

Kebanyakan yang menggunakaan layanan kesehatan gratis biasanya tidak begitu diperhatikan, bahkan ada pasien yang meninggal dunia karena terlambat ditangani. Tidak jarang pula dioper sana sini dengan alasan tidak ada kamar. Di situlah muncul berbagai keluhan masyarakat yang kecewa dengan pelayanan kesehatan dirumah sakit.

Begitulah, kapitalisasi kesehatan nampak pada masyarakat yang diwajibkan menjadi peserta BPJS demi mendapatkan layanan kesehatan di rumah sakit. Sungguh miris, rakyat dijadikan objek bisnis para pengusaha lewat penguasa sebagai perantara dengan membuat berbagai kebijakan yang menguntungkan mereka.

Di tengah kondisi ekonomi yang serba sulit, rakyat harus menyetor iuran BPJS yang memberatkan. Rakyat berjuang sendiri untuk mencukupi kebutuhan keluarga, padahal biaya kesehatan dan pendidikan semakin mahal.

Jika ingin mendapatkan pelayanan yang bagus, maka rakyat perlu merogoh kocek yang cukup besar. Itu dikarenakan biaya kesehatan sekarang sangat mahal. Sehingga, rakyat menengah ke bawah sangat sulit mendapatkan layanan kesehatan yang baik. Walhasil, hanya rakyat yang berduit saja yang akan mendapatkan segala bentuk fasilitas dan layanan kesehatan yang baik dan memadai.

Begitulah ketika Islam tidak dipakai untuk mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Rakyat akan selalu menjadi korban kerakusan pengusaha dan pengusaha. Aturan dibuat semena-mena atas dasar manfaat belaka. Dengan berbagai kebijakan yang condong pada oligarki, rakyat semakin terjepit dan sengsara.

Akan berbeda jika Islam dijadikan sebagai pengatur kehidupan. Islam adalah aturan kehidupan yang datang dari Allah. Islam juga mengatur masalah kesehatan. Dalam pandangan Islam, layanan kesehatan adalah hak seluruh rakyat tanpa membedakan status sosial, suku ras, dan agama. Rakyat akan mendapatkan pelayanan dengan mudah dan gratis.

Negara Islam adalah negara adidaya yang akan bertanggung-jawab atas ketersediaan anggaran kesehatan bagi seluruh rakyat. Pantang bagi negara untuk menyerahkan atau mengalihkan tanggung jawab ke pihak swasta maupun individu rakyat. Negara tidak boleh melalaikan tugas dan kewajiban memberi pelayanan kesehatan yang terbaik untuk rakyat.

Jangan khawatir tentang besarnya anggaran, karena semua pasti tersedia dari hasil pengelolaan sumber daya alam yang sangat melimpah. Seperti harta kepemilikan umum, _ghanimah, kharaj, usyur, fai,_ dan lain. Semua pendapatan tersebut akan betul-betul dikelola untuk kepentingan rakyat, termasuk untuk layanan kesehatan.

Begitulah bentuk pelayanan negara dalam Islam dan tidak akan bisa terwujud dalam sistem kapitalisme sekuler.

Dengan menerapkan aturan Islam, rakyat akan sejahtera tanpa harus membayar iuran BPJS yang mencekik. Sungguh, kegemilangan Islam telah terbukti memberi pelayanan kesehatan yang didambakan oleh rakyat. Kegemilangan tersebut akan kembali muncul ketika syariat Islam dijadikan sebagai pengatur kehidupan di bawah naungan Khilafah. Wallahu a’lam bishawab

 

 

Oleh: Dartem

Sahabat Tinta Media 

Views: 1

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA