Tinta Media – Direktur Pamong Institute, Wahyudi al-Maroky, menilai solusi dua negara (two-state solution) yang didukung Presiden RI Prabowo Subianto, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Amerika Serikat, dan sekutunya atas permasalahan penjajahan di Palestina menyesatkan dan zalim.
“Solusi dua negara itu menyesatkan dan zalim,” ujar Wahyudi dalam program Kabar Petang: Kritik untuk Presiden, di kanal YouTube Khilafah News, Ahad (8/6/2025).
Menurut Wahyudi, solusi tersebut sama artinya dengan pengakuan terhadap penjajah sebagai pihak sah yang boleh merampas tanah jajahannya.
“Atau (sama artinya) kita ingin mengatakan kepada perampok yang datang ingin merampas tanah kita, lalu kita mengatakan sudahlah kita bagi dua aja,” tandasnya.
Ia menegaskan, di situlah letak kesesatan dan kezaliman solusi dua negara.
“Anda dapat sebagian, saya dapat sebagian, akhirnya yang punya hak dirugikan. Padahal sebenarnya, nanti perampok itu akan merampok lagi setelahnya,” tambahnya.
Jebakan Batman
Wahyudi lanjut memperingatkan bahwa dukungan terhadap solusi dua negara justru akan menjerumuskan dunia Islam ke dalam apa yang ia sebut sebagai “Jebakan Batman”.
“Jadi bahaya itu, karena pasti setelah dia dilegalkan dia akan memperluas tanahnya lagi gitu, memperluas daerah jajahannya lagi. Kalau hari ini dia memperluas jajahannya ke Gaza, daerah Palestina, mungkin ke depan dia akan melebarkan penjajahannya ke Libanon, Syria, Yordan dan seterusnya, bahkan mungkin ke Mesir,” ujarnya.
Karena, ia mengungkapkan bahwa karakter Zionis Yahudi (Israel) memang identik dengan penjajahan, perampasan, dan pengkhianatan.
“Itu yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Mereka bukan hanya pengkhianat dalam berbagai kesepakatan, tapi mereka juga adalah perampas bahkan pembunuh,” ungkapnya.
Wahyudi menyebut bahwa kaum Yahudi dalam Al-Qur’an digambarkan sebagai bangsa yang membunuh para nabi.
“Nabinya saja dibunuh, apalagi orang biasa? Tentu mereka lebih mudah membunuhnya. Berapa banyak itu perjanjian atau kesepakatan damai yang mereka khianati, yang awalnya ingin membuat gencatan senjata, mereka juga mengkhianati, pemboman jalan terus,” jelasnya.
Ia pun menekankan agar fakta-fakta tersebut harus dijadikan perhatian seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang selama ini dikenal aktif menyerukan perdamaian semu dan turut mendukung solusi dua negara yang di usung Barat, khususnya Amerika dan sekutunya.
Wahyudi juga menekankan agar dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara dikaji lebih dalam.
Menurutnya, motif negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat sebagai negara adidaya pengemban ideologi kapitalisme global yang sangat mendorong solusi tersebut harus dipertanyakan.
“Yang pasti ini adalah upaya melanggengkan penjajahan, bahkan melegalkan penjajah itu menjadi negara resmi atau negara legal. Nah, setelah legal, tentu akan makin memperluas lagi. Nah, ini yang kita bisa lihat dalam catatan sejarah sejak awal ada pendudukan Zionis Yahudi di bumi Palestina,” pungkasnya.
Sebelumnya, sebagaimana diberitakan laman resmi presiden.go.id, Presiden Prabowo dalam berbagai forum menyatakan bahwa solusi dua negara merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai perdamaian yang sejati. Indonesia bahkan mendukung rencana penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang digagas oleh Prancis dan Arab Saudi pada bulan Juni mendatang guna mewujudkan hal tersebut.
“Tapi di samping itu pun saya tegaskan bahwa kita juga harus mengakui dan menjamin hak Israel untuk berdiri sebagai negara yang berdaulat dan negara yang harus juga diperhatikan dan dijamin keamanannya,” ujar Prabowo dalam konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/5/2025).[] Muhar
Views: 19