One Piece dan Cerminan Kekecewaan terhadap Penguasa

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Menjelang HUT ke-80 RI, muncul fenomena bendera anime bajak laut One Piece yang ramai di berbagai platform media sosial. Di beberapa wilayah, seruan pengibaran bendera One Piece terus digaungkan. Gerakan ini bukan makar, tetapi cerminan kekecewaan rakyat terhadap kinerja pemerintah. Gerakan ini bukanlah antipemerintah, melainkan bentuk kecintaan masyarakat terhadap tanah air. Mereka lelah melihat dan merasakan ketidakadilan. (Tempo.co, 01/08/2025)

Bendera hitam One Piece adalah simbol perlawanan dan kebebasan akan penindasan dan kezaliman penguasa. Cerita One Piece sejalan dengan kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini yang jauh dari kesan merdeka. Meski secara formal merdeka, nyatanya rakyat belum merasakan kemerdekaan sejati. Tanah mereka diambil paksa, hak mereka dirampas, kehidupan rakyat semakin sulit dikarenakan kebijakan yang ada saat ini lebih condong kepada kepentingan elite oligarki. Mereka dengan leluasa mengatur dan menikmati sumber daya alam yang seharusnya dikelola oleh negara untuk kemaslahatan rakyat.

Penerapan sistem kapitalisme adalah sumber ketidakadilan sosial. Kebijakan yang diambil kerap hanya untuk melayani para korporasi, bukan untuk kepentingan publik. Akibatnya, rakyat dipaksa menanggung beban hidup yang kian berat, mulai dari harga kebutuhan pokok yang melambung, minimnya lapangan pekerjaan, hingga sulitnya akses kesehatan dan pendidikan. Di sisi lain, para pemilik modal memiliki berbagai akses kemudahan serta perlindungan hukum. Maka, selama sistem kapitalisme menjadi fondasi penyusunan kebijakan, kezaliman struktural akan terus berlangsung.

Rakyat bukan hanya membutuhkan pergantian pemimpin, melainkan perubahan sistem yang benar-benar berpihak kepada keadilan dan kesejahteraan rakyat. Umat harus sadar bahwa akar permasalahan yang menimpa negeri ini bukan sekadar kesalahan individu maupun rezim, melainkan diterapkannya sistem kapitalisme sekuler.

Sekularisme menyingkirkan peran agama dari ruang publik, menjadikan akal sebagai sumber hukum, dan menyerahkan urusan ekonomi serta kekuasaan kepada segelintir elite. Akibatnya, lahirlah kemiskinan struktural dan ketidakadilan. Oleh karena itu, solusi sejatinya adalah mengganti sistem yang rusak ini dengan sistem yang bersumber dari Allah Swt., yaitu sistem Islam.

Islam bukan hanya agama ritual terkait ibadah dan akhlak, melainkan sistem hidup yang mengatur seluruh aspek, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, pemerintahan, peradilan, hubungan internasional, dll. Negara dalam Islam hadir sebagai pelayan umat. Kekayaan alam dikelola untuk kemaslahatan umat, hukum ditegakkan secara adil, dan penguasa bertanggung jawab langsung kepada Allah Swt. atas amanahnya.

Kesadaran umat yang mulai tumbuh terhadap ketimpangan dan kezaliman yang ada hari ini harus diarahkan kepada perjuangan yang hakiki. Perjuangan ini harus terarah dan terstruktur melalui dakwah, pembinaan, dan upaya perubahan sistemis. Aktivitas dakwah ini harus mencontoh dakwah Rasulullah saw. yang berhasil mengubah sistem jahiliah menjadi sistem Islam. Sistem IsIam yang diterapkan secara menyeluruh di bawah naungan Khilafah akan membebaskan umat dari belenggu penderitaan dan meraih kembali kemuliaan sebagai umat terbaik dan menjadi pemimpin peradaban dunia. Wallahualam bissawab.

 

Oleh: Ikna

Sahabat Tinta Media

Views: 4

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA