Tinta Media – Kejahatan luar biasa kembali terjadi di tanah Palestina. Israel kembali menorehkan kejahatan keji dengan membunuh seorang jurnalis di tengah tugas liputannya. Peristiwa ini meninggalkan duka mendalam yang menggema di seluruh dunia. PBB melalui Sekjennya menuntut investigasi yang transparan dan netral atas kasus pembunuhan itu. Dujarric melaporkan bahwa jumlah jurnalis Palestina yang tewas di Gaza sejak perang berlangsung telah mencapai 242 orang. Menurut Sekjen PBB, penting bagi komunitas internasional untuk memastikan bahwa para jurnalis dan insan media dapat melaksanakan tugasnya dengan aman, tanpa intimidasi dan risiko yang mengancam jiwa. (Antara News, 11/08/2025)
Padahal, menurut hukum internasional, jurnalis memiliki perlindungan khusus dan tidak boleh menjadi target dalam konflik bersenjata. Namun, fakta di lapangan berkata lain. Mereka yang seharusnya menjadi saksi mata dan penyampai kebenaran justru dibungkam dengan peluru. Pembunuhan ini bukan sekadar serangan fisik, tetapi juga bentuk teror sistematis untuk menutup akses dunia terhadap fakta nyata penderitaan rakyat Palestina. Suara kebenaran yang hendak mereka sampaikan dipaksa terhenti agar tragedi dan kejahatan kemanusiaan tidak lagi tersiar ke telinga global.
Lebih menyakitkan lagi, negeri-negeri Muslim tampak tak berdaya. Kecaman memang datang silih berganti, pernyataan bela sungkawa terdengar di berbagai forum, tetapi tindakan nyata untuk menghentikan kebiadaban ini hampir tak terlihat. Dunia internasional pun seakan terus mengulang pola lama, mengutuk di satu sisi, namun diam ketika pelanggaran kembali terjadi.
Meski demikian, sejarah menunjukkan bahwa darah yang tertumpah tidak akan pernah memadamkan semangat perjuangan rakyat Palestina. Setiap nyawa yang direnggut akan menjadi bara baru yang menguatkan tekad mereka untuk meraih kemerdekaan. Suara mereka mungkin berusaha dibungkam, tetapi perjuangan mereka tidak akan pernah padam. Palestina akan terus berdiri, meski dengan luka yang tak kunjung sembuh. Melawan penjajahan dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.
Namun sesungguhnya, solusi hakiki tidak cukup dengan kecaman dan doa belaka. Islam menawarkan jalan nyata, yaitu persatuan umat di bawah satu kepemimpinan yang kuat. Menempatkan kehormatan umat dan darah kaum muslimin di atas segalanya. Hanya dengan kembali kepada sistem Islam, yaitu khilafah dan jihad yang menyatukan negeri-negeri Muslim, suara kebenaran akan benar-benar terlindungi. Penjajahan bisa dihentikan dan Palestina dapat meraih kemerdekaan hakiki. Wallahualam bissawab.
Oleh: Shira Tara
Sahabat Tinta Media
Views: 17