Child Free Mengancam Generasi

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Saat ini banyak bermunculan gaya hidup yang dianggap modern dan dianut masyarakat, terutama generasi muda, seperti hedonisme, frugal living sampai child free.

Child free adalah kondisi ketika seseorang atau pasangan memutuskan untuk tidak memiliki keturunan. Ketika ada pasangan atau seseorang memutuskan untuk mengambil pemahaman ini, tentu dilatarbelakangi oleh alasan yang berbeda beda. Di antaranya, yaitu ingin memiliki kesehatan mental yang baik karena anak dianggap sebagai ujian kesabaran mental. Anak dianggap akan mengganggu kebebasannya untuk melakukan pekerjaan atau aktivitas sehari hari.

Alasan lainnya adalah karena masih ingin memiliki tubuh ideal. Ketika seseorang menikah dan mengalami kehamilan, maka kehamilannya akan mengubah tubuh idealnya. Ini karena kehamilan dianggap mengubah bentuk tubuh yang ideal menjadi gendut.

Ada juga karena faktor ekonomi. Berapa besarnya biaya yang akan dikeluarkan untuk keperluan anak anak? Faktanya, saat ini memang kondisi ekonomi dunia dikuasai oleh sistem kapitalis sehingga apa pun menjadi mahal dan sering kali tidak terjangkau oleh rakyat biasa, sehingga muncul ketakutan tentang biaya hidup anak. Untuk menanggung biaya hidup sendiri saja berat apalagi ditambah keberadaan anak.

Apa pun alasan yang keluar dari para penganut child free tentulah bersumber dari pemahaman yang sama, yaitu feminisme. Paham ini mengampanyekan kesetaraan gender dan kebebasan perempuan. Sehingga, muncul istilah “tubuhku, pilihanku”. Akhirnya, perempuan sekarang lebih memilih hidup bebas.

Paham feminis merupakan turunan dari ideologi yang batil, yaitu ideologi sekuler, yaitu ideologi yang memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga, standar yang diambil adalah bagaimana bisa meraih kebahagiaan dunia.

Kebahagiaan dunia diukur dengan terpenuhinya kenyamanan, kecantikan, popularitas, dan kekayaan. Gaya hidup ini sudah banyak dianut di kalangan anak muda sekarang.

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia merilis laporan periode 2023 terkait kasus child free. BPS melakukan survei kepada kelompok perempuan dan ditemukan bahwa 71 ribu perempuan berusia 15 hingga 49 tahun tidak ingin memiliki anak. (detik.com, 12/11/2024)

Ketika seseorang atau pasangan menganut child free, pastilah ada dampak yang akan ditimbulkan, baik segi positif menurut mereka atau segi negatif. Segi positif bagi mereka adalah mereka bisa mengembangkan karier seperti yang diharapkan. Meraka memiliki waktu banyak untuk “me time“. Mereka juga menganggap bisa menikmati hasil kerja dengan puas.

Adapun dampak negatifnya adalah ancaman punahnya generasi. Padahal, Allah telah memberikan potensi kehidupan pada manusia. Salah satunya adalah gharizah nau’, yaitu naluri untuk melestarikan jenis manusia.

Islam dalam Memandang Child Free

Islam memiliki pandangan yang berbeda mengenai child free. Paham ini jelas merusak tatanan kehidupan manusia. Jika child free dianut semua orang, maka manusia bisa musnah dari muka bumi. Hal ini sudah terjadi di Jepang yang sudah mengalami lost generation. Sehingga, anak-anak di Jepang sangat langka. Padahal, Islam sangat membanggakan keturunan yang banyak sebagai penerus perjuangan dakwah, sementara menjadi ibu adalah tugas yang sangat mulia.

Proses mengandung, melahirkan, dan mendidik anak adalah ladang pahala yang besar. Bahkan, anak bisa menjadi investasi akhirat karena disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Muslim yang bersumber dari  Abu Hurairah ra.

Rasulullah bersabda, “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak saleh yang mendoakan kepadanya.” (HR. Muslim)

Begitu pula, anak bisa sebagai perhiasan dan penyenang hati bagi orang tuanya seperti halnya disebutkan dalam surah Al- Furqan ayat 74, yang artinya:

“Dan orang-orang yang berkata, ‘Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Islam sungguh agama rahmatan lil ‘alamiin sehingga setiap lini diatur begitu sempurna oleh Sang Maha Muddabir (Pengatur). Jika kita kembali dan taat kepada fitrah manusia, terutama seorang wanita, yaitu melahirkan anak, maka keberkahan hidup bisa diraih dan keridaan Allah akan tercurah. Karena itu, sudah saatnya kita kembali kepada sistem Islam secara kafah. Wallahu ‘alam.

 

 

 

Oleh: Ummu Hafiy
Sahabat Tinta Media

Views: 0

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA