Tinta Media – HUT kemerdekaan RI biasanya menjadi momen sakral untuk masyarakat mengibarkan Bendera Merah Putih. Namun, apa jadinya ketika momen sakral tersebut justru diganti menjadi bendera One Piece dari anime Jepang? Ada apa di balik pengibaran bendera ini?
Fenomena pengibaran bendera bergambar tengkorak khas bajak laut dari serial anime One Piece kian marak di Indonesia menjelang peringatan HUT ke-80 RI. Bendera hitam dengan gambar tengkorak tersenyum dan topi jerami ini merupakan simbol kelompok bajak laut fiksi yang dipimpin tokoh utama anime tersebut.
Pengibaran bendera One Piece yang bersifat masif ini memicu perdebatan serius di ruang publik dan media sosial. Sebagian masyarakat memanfaatkan simbol ini untuk menyampaikan kekecewaan terhadap pemerintah dan sebagai bentuk perlawanan atas kondisi sosial dan politik saat ini. Sementara itu, aksi tersebut memicu kontroversi luas, terutama dari pemerintah. (Tempo.co, 06/08/2025)
Aksi pengibaran bendera One Piece menjadi perbincangan hangat dari beberapa elite politik. Pemerintah dan sejumlah anggota parlemen mengecam seruan mengibarkan bendera One Piece sebagai bentuk provokatif dan bisa memecah belah bangsa, bahkan menudingnya sebagai perbuatan makar.
Ali Maulana, Ketua Komunitas One Piece Jayapura, menyebut pengibaran bendera Jolly Roger sebagai “simbol kebebasan sipil” yang tidak bermaksud menyerang negara. “Bendera One Piece menjadi simbol bahwa kita mencintai negeri ini, tapi tidak sepenuhnya setuju dengan sistem yang ada di dalamnya.”
Menurutnya, kisah One Piece bukan sekadar anime, melainkan fiksi yang mencerminkan ketidakadilan dan ketimpangan yang juga dirasakan masyarakat Indonesia. Negara ini telah resmi merdeka, tetapi banyak dari kita yang belum benar-benar merasakan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari.
Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, tetapi kemerdekaan itu bukanlah milik seluruh rakyat Indonesia. Korupsi dan pajak makin merajalela. Janji 19.000 lapangan kerja pun tak ada bukti nyata. Rakyat kecewa dengan ketidakadilan dan mengkritik pemerintah lewat simbol bendera One Piece.
Sistem yang ada di negara ini merupakan sistem yang menerapkan uang sebagai alat kekuasaan dan dikendalikan oleh oligarki, bukan negara. Pemerintahan tunduk kepada para pemilik modal yang hidup mewah di atas penderitaan orang lain. Inilah bobroknya sistem kapitalisme.
Sistem kapitalisme adalah biang penindasan struktural. Problematika setiap masyarakat bukanlah ada pada individunya saja, melainkan sistem yang rusak. Sistem yang menguntungkan sebagian dan menindas sebagian yang lain. Itulah yang kita rasakan saat ini sampai membuat rakyat muak atas apa yang mereka alami.
Saat ini umat Islam mengikuti arus simbol-simbol yang bertentangan dengan akidah dan terjerat sistem penjajahan modern. Sistem yang mengatur ekonomi dunia dan merasuk dalam politik, pendidikan, budaya, dan bahkan meresap pada cara berpikir umat.
Dalam pandangan Islam, setiap simbol memiliki muatan nilai. Tidak semua simbol dan nilai searah dengan akidah dan syariat Islam. Karena, simbol bukan sekadar gambar, melainkan ada makna, misi, dan ideologi yang tecermin di dalamnya.
Dalam perlawanan memerlukan kekuatan. Kekuatan tidak akan mungkin ada tanpa persatuan umat Islam (one ummah). Persatuan umat secara hakiki hanya bisa terwujud dalam institusi pemersatu yang sah yaitu Khilafah Islamiah dengan panji Rasululah saw. (al-Liwa dan ar-Rayyah) bertuliskan kalimat tauhid “Laa ilaaha illallah muhammadur rasulullah”.
One Ummah (satu umat) di bawah kepemimpinan Khilafah akan menjadi simbol perlawanan terhadap dominasi dan hegemoni kapitalisme global yang terbukti kufur dan menyiksa rakyat. Perjuangan kita adalah mengembalikan seluruh kehidupan umat di bawah naungan Islam dengan menegakkan kembali Khilafah rasyidah ‘ala minhajin nubuwwah. Wallahualam bissawab.
Oleh: Dian Wiliyah Ningsih
Mahasiswi Teknik Informatika
Views: 22