Tinta Media – Usulan perdamaian dan solusi dua negara antara Israel dan Palestina dari Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dinilai Hizbut Tahrir Pusat (HT) sebagai rencana untuk menipu rakyat.
“Ini jelas merupakan rencana untuk menipu rakyat agar berpikir bahwa para penguasa negeri Muslim ini tidak terlibat dalam pendudukan dan pembantaian rakyat dan tanah Palestina kami,” ujar HT dalam broadcast di Hizb-ut-tahrir.info, Senin (6/10/2025).
Karena menurutnya, ini adalah upaya para pelaku entitas kriminal untuk lepas tangan dari peran mereka dalam menumpahkan darah saudara-saudaranya di Palestina.
“Sementara para penguasa duduk dan meneriakkan kata-kata kutukan kosong, tetapi tetap mengirimkan uang mereka kepada entitas Zionis,” bebernya.
HT juga meragukan solusi tersebut, dengan mencermati syarat yang harus dipatuhi Palestina dan rakyat Palestina, yang di antara syaratnya adalah 78% wilayah Palestina diserahkan sepenuhnya kepada Entitas Yahudi, menyisakan 22% untuk Palestina.
“Di dalam 22% wilayah ini terdapat permukiman Yahudi ilegal, yang menampung 700.000 pemukim “Israel”. Dan dengan 22% wilayah ini, tidak boleh ada militer, tidak boleh ada bandara, dan entitas Yahudi akan mengendalikan apa yang terjadi di dalam dan di perbatasan “Palestina” yang mereka bicarakan,” tuturnya.
Sebelumnya di New York City, PBB menyelenggarakan sidang ke-80 Majelis Umum PBB. Selama sidang ini, lebih dari 150 negara sepakat untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara. Gerakan pengakuan Palestina ini dipimpin oleh Prancis, Inggris, Australia, dan Kanada, yang merupakan sekutu Entitas Yahudi.
Keir Starmer, Perdana Menteri Inggris, menyampaikan pernyataan. “Menghadapi kengerian yang semakin meningkat di Timur Tengah, kami bertindak untuk menjaga kemungkinan perdamaian dan solusi dua negara. Itu berarti Israel yang aman dan terjamin berdampingan dengan negara Palestina yang layak. Saat ini, kami belum memiliki keduanya,” ungkapnya.[] Setiyawan Dwi
Views: 3