Mengentaskan Kemiskinan dalam Islam

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan badan yang bertanggung jawab mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data statistik yang bersifat akurat dan dapat dipercaya. Baru-baru ini BPS mengeluarkan data penurunan kemiskinan yang terjadi yaitu sebanyak 0,10 persen atau setara dengan 200.000 orang (bbcnews.com, 25/07/2025).

Namun, apakah fakta di lapangan menggambarkan hal yang sama? Bagaimana pula dengan penetapan standar garis kemiskinan pada Maret 2025 berdasarkan survei SUSENAS, di mana seseorang dinyatakan miskin jika pendapatan per kapita di bawah Rp20.305 per hari? Orang yang berpendapatan di atas Rp20.305 namun di bawah Rp100.000, apakah mereka dianggap mampu? Sementara itu, untuk saat ini penghasilan di rentang nominal tersebut mungkin hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan perut saja, belum untuk pemenuhan kesehatan, pendidikan, atau mungkin kontrakan bagi mereka yang belum memiliki tempat tinggal.

Sepertinya semua penetapan standar tersebut sangat jauh dengan kenyataan di lapangan. Kemiskinan saat ini begitu merebak dimana-mana. Kemiskinan tidak hanya terjadi di pedesaan, tetapi juga perkotaan. Hal ini diakibatkan banyaknya PHK, harga kebutuhan pokok terus melambung, dan semakin sempitnya lapangan pekerjaan. Jelas data BPS yang terpampang tidak dapat dikatakan akurat dan sesuai dengan kenyataan yang terjadi.

Berbagai cara dilakukan pemerintah yang katanya menjadi solusi tuntas memberantas kemiskinan, seperti makan bergizi gratis, kesehatan gratis, maupun sekolah rakyat. Akan tetapi, semua hal itu tidak mampu menuntaskan kemiskinan sampai ke akarnya. Kemiskinan yang terjadi merupakan buah dari sistem kapitalisme yang hanya menguntungkan para pemilik modal. Sistem ini menganut kebebasan dalam kepemilikan yang membuat sumber daya alam dapat dimiliki, baik secara individu maupun kelompok.

Pengaturan ini jauh berbeda dengan sistem Islam. Dalam Islam, setiap permasalahan sangat teratur dan detail. Islam memberikan solusi mengentaskan kemiskinan karena Islam memiliki aturan dalam kepemilikan. Sumber daya alam tidak boleh dimiliki secara pribadi, yang mana akan menimbulkan penumpukan harta hanya pada pihak tertentu.

Dalam Islam, negaralah yang wajib mengelola seluruh kekayaan alam tersebut dan menjadi sumber pendapatan yang dikelola oleh negara. Hasilnya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan bagi seluruh rakyatnya. Negara akan memastikan setiap individu terpenuhi semua kebutuhan dasarnya.

Islam juga memiliki syariat terkait zakat, infak, dan sedekah, sehingga menjadi salah satu jalan untuk membantu rakyatnya memenuhi kebutuhannya. Islam pun mewajibkan para lelaki untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Oleh karena itu, negara akan memberikan fasilitas berupa lapangan pekerjaan yang luas dan upah yang layak. Dengan demikian, rakyat mempunyai penghasilan yang mencukupi kebutuhan hidupnya.

Betapa sempurnanya Islam mengatur segala sesuatu. Aturan Islam akan diterapkan secara menyeluruh di bawah sistem negara Islam yang disebut Khilafah. Sistem ini hadir untuk menyejahterakan rakyat dan akan menjadi solusi tuntas dalam mengentaskan berbagai permasalahan hidup, termasuk masalah kemiskinan. Wallahualam bissawab.

 

Oleh: Ira damayanti
Sahabat Tinta Media

Views: 13

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA