Tinta Media – Media Sosial menjadi sumber informasi tercepat di era digital saat ini. Baru-baru ini pada salah satu media sosial yaitu platform Instagram milik tirtoid mengunggah Aksi Bela Palestina pada Minggu (26/1/2025) siang, di seberang kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di jalan Medan Selatan, Jakarta Pusat.
Puluhan ribu masyarakat Aksi Masirah Qubra dengan tajuk ”Isra Mikraj, Umat Bersatu Bebaskan Al-Aqsha & Palestina” di Jakarta. Longmarch serukan jihad dan Khilafah sebagai solusi hakiki bagi Palestina. Sedangkan genjatan senjata tidak akan menghentikan penjajahan dan genosida pada akar masalah Palestina.
Fakta dari unggahan akun instagram tirtoid, tidak sedikit yang berkomentar pada platform instagram tirtoid mengenai penolakan jihad dan Khilafah. “Kalau khilafah yang mengarah ke perdamaian dan kebaikan gw setuju, tapi kalo penggunaan kata khilafah untuk provokasi jihad dan lainnya gw nolak. Lagian masih ada cara lain buat bersuara untuk sodara kita di palestina, ngga harus pakek kekerasan”. Salah satu akun instagram @rhnnrey_ yang mengisi forum komentar pada akun instagram tirtoid.
Genjatan senjata tidak akan pernah menjadi kesepakatan yang mutlak bagi umat muslim di Gaza. Bahkan penggumuman genjatan senjata baru saja disahkan, tetapi Zionis Yahudi tetap melancarkan aksi serangan genosida kepada umat muslim. Maka sudah patut kita waspadai bahwa gencatan senjata bukanlah penyelesaian yang hakiki bagi umat muslim Gaza melainkan dengan adanya jihad dibawa komando kepemimpinan Khilafah.
Umat membutuhkan kepemimpinan jamaah dakwah ideologis untuk menyadarkan bahwa pentingnya Khilafah di tengah-tengah umat sebagai penggerak kaum muslim untuk berjihad. Dengan hadirnya Khilafah negeri-negeri Barat akan takut kembalinya kejayaan Islam di seluruh dunia yang mengancam hegemoni politik dan ekonomi yang negeri Barat kuasi bahkan mampu melindungi Masjidil Aqsha yang diberkahi.
Masjidil Aqsha dan Palestina memiliki sejarah penting pada peristiwa Isra’ Mi’raj. Masjid Al-aqsha pondasinya dibangun oleh para nabi, menjadi markas dakwah para nabi dan tempat singgah Rasulullah untuk bertemu seluruh utusan Allah.
KH. Rokhmat S Labib seorang Ulama Aswaja mengatakan bahwa genjatan senjata di Gaza, baik sementara maupun permanen, tidak diizinkan dalam Islam. Begitu pentingnya Khilafah, seperti yang dijelaskan dalam kitab-kitab fiqih, jihad itu diserahkan kepada Khilafah, yang seharusnya sekarang dilakukan oleh para pemimpin negeri-negeri Islam.
Pada masa Khalifah Umar Bin Al-khattab mengirimkan pasukan untuk Jihad yang dipimpin oleh Khalid bin Walid, Amru bin Ash dan Abu Ubaidah radhiallahuanhu pada Rajab 16-17 Hijriyah atau 636-637 M dan Palestina dibebaskan dengan perjanjian Umariah.
Baitul Maqdis juga sempat jatuh ke tangan pasukan salib dan Sultan Al-Ayyubi langsung mengerahkan pasukan untuk membebaskan Palestina yang jatuh pada 2 Oktober 1187 M atau 27 Rajab 583 Hijriyah dan memaksa musuh menandatangani perjanjian Sulhur Romlah.
Berjihad hukumnya wajib fardhu ain bagi kaum muslim untuk melawan Zionis yang telah merampas, merampok, menumpahkan darah umat muslim Gaza dan melindungi Masjidil Aqsa yang diberkahi. Kehadiran Khilafah bukan sebuah utopia belaka melainkan sebuah janji dari Allah.
Wallahu’alam bishawwab
- Oleh: Dian Wiliyah Ningsih
Mahasiswa Teknik Informatika
Views: 2