Al-Qur’an sebagai Petunjuk Kehidupan, Bukan Hanya Tradisi Ramadhan

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Sudah dapat berapa juz? Begitulah kira-kira command question seorang Muslim kepada Muslim lainnya di bulan Ramadhan. Ramadhan yang dikenal dengan bulan turunnya Al-Qur’an selalu dimanfaatkan oleh kaum muslimin untuk kembali menjalin hubungan erat dengan Al-Qur’an. Mulai dari membaca, menghafalkan, hingga memperbaiki bacaan Al-Qur’an mereka. Alat pengeras suara di masjid-masjid juga seolah tak henti bekerja. Sejak pagi hingga malam hari lantunan ayat suci Al-Qur’an terdengar. Pengisi suaranya beraneka ragam, mulai rekaman suara merdu Syaikh Sudais, suara bapak-bapak hingga anak-anak bergiliran membaca Al-Qur’an. Sebuah pemandangan yang begitu meneduhkan tiap hati yang mendengarnya.

Sayangnya, kesejukan dan syahdunya Al-Qur’an yang didekap erat kaum Muslimin di bulan Ramadhan berbanding terbalik dengan realitas yang sedang dihadapi kaum Muslimin. Meski Ramadhan diidentikkan dengan bulan kesucian, ia justru dinodai dengan ragam kemaksiatan yang makin hari makin menyesakkan dada. Mulai dari kasus pencurian, tindakan asusila hingga kejahatan kelas kakap yang dilakukan pejabat negara seperti korupsi seolah diberitakan tanpa jeda. Belum lagi berita internasional yang justru memilukan dunia di awal 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Penjajah Israel ingkar terhadap kesepakatan gencatan senjata yang mengakibatkan ratusan kaum Muslimin syahid di bulan Ramadhan yang mulia ini. (https://www.liputan6.com/global/read/5967145/serangan-israel-tewaskan-413-warga-palestina-di-gaza-netanyahu-ini-baru-permulaan, 19/3/2025).

Padahal Al-Qur’an jelas mengajarkan kita bahwa tak boleh kaum Muslimin berada di bawah hegemoni dan kejahatan orang-orang kafir sebagaimana yang terjadi di Palestina.

Lantas, mengapa semangat mendekap Al-Qur’an tak lantas membuat seluruh masalah kaum muslimin terurai dengan sempurna? Jawabannya adalah karena Al-Qur’an masih digunakan sebatas sebagai bacaan yang menghiasi lisan kaum Muslimin namun enggan dijadikan sebagai rujukan bagi kehidupan mereka. Bahkan, seolah di bulan Ramadhan saja kaum Muslimin mendekap Al-Qur’an sedang di bulan-bulan lain mushaf Al-Qur’an bertengger penuh debu di tumpukan rak buku mereka.

Al-Qur’an harus dikembalikan pada fungsinya sebagai petunjuk hidup sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 2 yang berbunyi:

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَـٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًۭى لِّلْمُتَّقِينَ

Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.”

Sebagaimana sebuah peta bagi hidup seorang mukmin, harusnya Al-Qur’an menjadi rujukan bagi setiap permasalahan dan arah hidupnya. Bukan sekedar dalam urusan personal ia dengan Tuhan dan dirinya sendiri, Al-Qur’an juga harusnya menjadi petunjuk hidup dan penyelesai masalah dalam seluruh dimensi kehidupan manusia termasuk dalam urusan publiknya. Urusan bernegara juga tak boleh luput dari pengaturan Al-Qur’an. Seorang penguasa mukmin, wajib menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk baginya dalam memimpin rakyat dan menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan utama dalam membuat berbagai hukum dan perundang-undangan. Hal ini karena Islam memang hadir sebagai penjelas atas segala sesuatu sebagaimana dalam surat An Nahl ayat 89 yang berbunyi:

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ

Artinya: “Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”

Akhirnya, sudah saatnya Al-Qur’an tak sekedar kita jadikan bacaan di bulan Ramadhan. Al-Qur’an harus menjadi sumber peraturan bagi setiap individu, masyarakat dan negara agar seluruh hukum Allah bisa diterapkan dengan sempurna dan membawa keberkahan bagi seluruh penjuru alam.

Wallahu a’lam bish shawab.

Oleh: Nurul Mauludiyah
Aktivis Muslimah dan Pengasuh Sekolah Tahfidz

Views: 1

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA