Islam Mencegah Terjadinya Kecurangan

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Publik Tengah dihebohkan dengan dugaan kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tahun 2025. Dalam keterangan resminya, panitia SNPMB menyayangkan dan mengutuk kecurangan dalam pelaksanaan UTBK SNBT 2025. Pasalnya, hal ini dianggap mencederai prinsip keadilan, integritas dan kejujuran yang menjadi dasar seleksi nasional. Terkait adanya dugaan soal yang bocor di berbagai platform media sosial, panitia menegaskan bahwa itu bukan bocoran soal, melainkan kecurangan oknum peserta yang merekam soal di sesi pertama UTBK.

Dengan maraknya dugaan kecurangan dalam pelaksanaan UTBK SNBT 2025 panitia mengimbau seluruh penanggung jawab pusat untuk meningkatkan kecermatan pemeriksaan peserta sebelum memasuki ruang ujian. Selain itu, penanggung jawab juga diminta untuk meningkatkan pengawasan terhadap para peserta ujian berlangsung (Beritasatu.com, jumat, 25 April 2025).

Potret Buram Sistem Pendidikan Hari ini

Melihat fakta di atas, sangat lah miris bahwasanya pemanfaatan teknologi untuk mengakali test UTBK menggambarkan buruknya akhlak calon mahasiswa. Hal ini juga mengukuhkan gagalnya sistem Pendidikan dalam mewujudkan generasi berkepribadian Islam dan memiliki ketrampilan. Ini dikuatkan oleh survey KPK, yang menyebutkan banyak siswa SMA dan mahasiswa yang menyontek.

Kecurangan pada UTBK tentu membuat semua pihak prihatin. Fakta ini menambah panjang daftar kecurangan yang terjadi di dunia Pendidikan. Meski persentase kasus kecurangan kecil, kejadian ini berulang tiap tahun. Ini menunjukan bahwa kecurangan terjadi secara sistemis.

Buah Pendidikan Sekuler

Kecurangan yang sistematis ini merupakan fakta buram dunia Pendidikan. Pendidikan yang seharusnya mencetak siswa yang jujur ternyata justru dilingkupi kecurangan. Siswa menghalalkan segala cara demi memperoleh nilai yang bagus dalam ujian. Selain itu juga menggambarkan hasil menjadi orientasi, abai pada halal dan haram. Hal ini adalah buah dari sistem hidup saat ini yang berlandaskan kapitalisme, yang menjadikan ukuran keberhasilan/kebahagiaan berorientasi pada hasil/materi.

Dalam Pendidikan sekarang. Yang penting adalah nilai bagus, karena materialistis yang tegak di atas asas sekulerisme liberal yang memisahkan agama dari kehidupan dan membebaskan manusia untuk bertingkah laku, termasuk bebas untuk mencontek. Maraknya mencotek merupakan perilaku curang dalam dunia Pendidikan menunjukan bahwa negara gagal mencetak generasi yang bertakwa.

Sistem Pendidikan Islam Solusinya

Islam menjadikan ukuran kebahagiaan adalah keridlaan Allah. Negara Islam akan menjaga agar setiap individu senantiasa terikat dengan aturan Allah. Sistem pendidikan Islam berasas akidah Islam akan mencetak generasi unggul berkepribadian Islam, terikat pada syariat Allah, memiliki keterampilan yang handal, dan menjadi agen perubahan. Dengan kuatnya kepribadian Islam, kemajuan teknologi pun akan dimanfaatkan sesuai dengan tuntunan Allah, dan untuk meninggikan kalimat Allah.

Sistem kehidupan dalam Islam mendukung terwujudnya generasi yang jujur. Sistem politik dan pemerintahannya bersih, tidak boleh ada politik uang. Pejabat yang berbuat curang diberi sanksi yang tegas dan menjerakan. Dalam sistem kehidupan Islam, terwujudlah masyarakat bertakwa dan jauh dari Tindakan curang.

Wallahu’alam bi Shawab

 

 

Oleh: Nur Illah Kiftiah Khaerani
Guru di Bandung

Views: 7

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA