Korupsi Tak Terbendung, Sekuler Kapitalis Jadi Pendukung

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Polemik yang ada di negeri tercinta ini seolah tiada habisnya, terlebih lagi masalah korupsi. Korupsi di negeri ini semakin menjadi-jadi, meningkat dari tahun ke tahun dan tak kunjung mendapat solusi tuntas dari pemerintah.

Mengutip dari laman Kompas.com pada 13 Februari 2025, Presiden RI Prabowo Subianto menyebut bahwa tingkat korupsi di Indonesia menghawatirkan. Ia menegaskan akan membasmi korupsi yang merugikan negara. Hal ini disampaikan dalam forum Internasional World Governments Summit 2025 di Dubai, Uni Emirate Arab pada Kamis 13 Februari 2025. Prabowo menilai, bahwa korupsi merupakan akar dari berbagai kemunduran di sektor pendidikan, penelitian dan pengembangan.

Rakyat seolah dipaksa turut menelan kepahitan atas apa yang terjadi. Di atas kesusahan untuk memenuhi hajat keluarganya masing-masing dengan harga bahan pokok yang terus melambung, tentu masyarakat merasa dirugikan atas terjadinya kasus korupsi tersebut. Bagaimana tidak, rakyat dikejar habis-habisan untuk membayar pajak, namun di sisi lain para pejabat melakukan korupsi secara masif. Tentu hal itu makin menambah derita rakyat.

Rasa kepercayaan masyarakat makin turun, dengan adanya janji-janji manis yang nyatanya tidak terealisasi sampai detik ini, yakni memberantas korupsi. Alih-alih diberantas, rasanya makin ditindaklanjuti kasus korupsi ini, makin menjadi dan makin banyak para pejabat yang terseret dalam kasus ini. Ditambah sanksi yang tak memberikan efek jera membuat para pelaku tak merasa kapok.

Upaya pemberantasan korupsi pada rezim baru ini tidak sungguh-sungguh, terlihat sampai saat ini kasus tersebut tak kunjung tuntas. Faktanya kasus korupsi bukanlah tindakan pidana yang bersifat individual, melainkan jelas lahir dan tumbuh subur karena dukungan sistem yang berlaku. Inilah realita korupsi yang begitu masif dan terstruktur di negeri ini.

Semua ini terjadi karena banyak pejabat yang jauh dari profil sebagai pelayan umat. Mereka tidak sadar akan tanggung jawabnya sebagai pelayan umat. Solusi pada kasus korupsi tidak cukup hanya sekedar retorika, namun harus mengganti sistem yang ada.

Islam adalah sebuah idiologi, yang perannya tidak hanya sebatas akidah ruhiah (spiritual) tapi juga akidah siyasiah (politik). Islam sebagai sistem (aturan) yang benar, yang berasal dari Allah yang tentu saja akan memakmurkan masyarakat.

sistem Islam menjadikan akidah Islam sebagai pondasi dalam berbuat sehingga mereka berkepribadian Islam. Masyarakat Islam memahami bahwasanya mereka senantiasa sadar segala perbuatan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak. Selain itu tolok ukur atas perbuatan mereka adalah perintah dan larangan Allah, maka segala sesuatu disandarkan kepada keridhaan Allah.

Makna kebahagiaan dalam Islam adalah menggapai ketenangan abadi yang tak akan tercapai kecuali dengan menggapai ridha Allah, bukan kekayaan dan kepuasan jasadiah semata.

Allahu a’lam bishawwab.

Oleh: Sarinah
Komunitas Literasi Islam Bungo

Views: 1

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA