Mewujudkan Kemerdekaan Hakiki dengan Penerapan Islam Kaffah

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media –Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), Ristandi, mengungkapkan bahwa dalam periode Agustus 2024 hingga Februari 2025 terjadi pengurangan tenaga kerja secara signifikan. Berdasarkan data survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat 939.038 pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di 14 sektor usaha berdasarkan klasifikasi KBLI. Pada periode yang sama penyerapan tenaga kerja tercatat tumbuh sebanyak 523.383 orang. Dengan demikian, secara total terjadi pengurangan tenaga kerja sebanyak 415.655 orang. Pengurangan tenaga kerja tersebut paling banyak terjadi di sektor tekstil, ujar Ristandi dalam keterangan resmi yang diterima. (mediaindonesia.com, 08/08/2025)

Ia menilai ancaman gelombang PHK masih akan terus membayangi apabila barang-barang impor murah terus membanjiri pasar domestik, apalagi di tengah menurunnya tingkat konsumsi dalam negeri.

Tahun ini, kemerdekaan adalah yang ke-80. Angka yang sudah sangat matang dalam segi pemikiran dan juga bijak dalam menentukan sikap. Namun ironisnya, banyak persoalan yang belum dapat diselesaikan di usia senjanya termasuk di berbagai bidang kehidupan. Contohnya, di bidang ekonomi, banyak terjadi PHK terhadap pekerja di berbagai sektor, seperti industri tekstil, teknologi, dll. Penghasilan menurun atau cenderung stagnan sedangkan pengeluaran makin besar. Ditambah dengan harga-harga kebutuhan pokok yang makin melambung tinggi serta banyaknya pungutan-pungutan dari negara mengakibatkan tingkat konsumsi rakyat menurun drastis.

Akhirnya, masyarakat terpaksa memakai tabungan yang tadinya untuk kebutuhan mendesak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kondisi ketimpangan ekonomi seperti ini menjatuhkan warga kelas menengah ke jurang kemiskinan.

Persoalan lainnya yang terjadi adalah pembajakan potensi generasi untuk mengukuhkan kapitalisme. Generasi saat ini dibentuk untuk menyuburkan sistem rusak ini. Dengan cara menanamkan pemikiran-pemikiran rusak seperti deradikalisasi, Islam moderat, dialog antaragama, dll sehingga menjadikan umat jauh dari pemikiran Islam. Pemikiran rusak itulah yang menjajah umat hari ini. Umat menjadi generasi lemah dalam pemikiran sahih. Akibatnya, banyak kriminalitas dan kemaksiatan yang dilakukan generasi saat ini.

Nampaklah bahwa sejatinya Indonesia meskipun sudah merdeka dari penjajahan fisik, namun masih terjajah secara pemikiran. Cerminan kemerdekaan harusnya nampak pada kesejahteraan rakyat, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar setiap rakyat. Ketika rakyat kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, esensinya Indonesia belum merdeka secara hakiki.

Kemerdekaan akan nampak ketika umat memiliki pemikiran yang sahih, yakni pemikiran Islam. Namun faktanya, hari ini umat mengadopsi pemikiran-pemikiran Barat dengan menerapkan sistem sekularisme kapitalis. Sistem yang meniadakan peran agama dalam mengatur kehidupan. Maka, jelas sistem ini tidak berpihak kepada kesejahteraan rakyat. Sistem ini justru memberikan jalan mulus bagi para pemilik modal untuk menguasai SDA yang melimpah. Akibatnya, ketimpangan ekonomi jelas terlihat. Para kapitalis makin kaya, sedangkan rakyat makin miskin.

Berbeda dengan sistem Islam, yakni Khilafah. Khilafah menerapkan sistem Islam kaffah sebagai solusi hakiki untuk menyelesaikan semua persoalan. Khilafah mampu menyejahterakan rakyatnya dengan mengelola kepemilikan umum.

Kepemilikan umum ini diharamkan dimiliki oleh individu, kelompok, maupun swasta. Hasilnya dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat. Khilafah menjamin kesejahteraan rakyat dengan memenuhi kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan). Negara pun melakukan industrialisasi untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya sehingga rakyat mudah mendapatkan pekerjaan.

Selain itu, negara membuat kebijakan bagi tanah yang tidak dipakai atau dikelola selama 3 tahun dikembalikan kepada negara dan memberikan kepada yang mau menghidupkan. Bagi fakir miskin, negara memberikan santunan dari baitulmal. Di samping itu, sistem Islam akan senantiasa menjaga pemikiran umat agar tetap selaras dengan aturan Islam. Senantiasa mengaitkan setiap aktivitas kehidupan dalam ketaatan hanya kepada Allah Swt. Itulah cara-cara yang ditempuh oleh sistem Islam dalam meraih kemerdekaan hakiki dengan aktivitas perubahan yang revolusioner.

Saat ini sudah ada geliat perubahan di tengah masyarakat, seperti fenomena One Piece dan aksi rakyat menolak pajak zalim. Namun, cara itu belum menyentuh akar permasalahannya, yakni kerusakan yang terjadi akibat diterapkannya sistem sekularisme kapitalisme. Untuk itu, perlu adanya perubahan hakiki yang dipimpin oleh jemaah dakwah Islam ideologis yang hadir dengan tujuan menyadarkan umat akan urgensi penerapan sistem Islam secara kaffah. Wallahualam bissawab.

 

Oleh: Ummu Najwa

Sahabat Tinta Media

Views: 12

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA