Generasi Z dan Ancaman Kriminalisasi Kesadaran Politik

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Generasi Z lahir di tengah krisis ketimpangan sosial, kerusakan lingkungan, dan panggung politik yang penuh kepalsuan. Mereka tidak lagi mau diam. Kesadaran politik yang tumbuh di kalangan muda kini diekspresikan secara terbuka di ruang publik, meski berhadapan dengan stigma, pembatasan, bahkan kriminalisasi.

Kepala Bareskrim Polri, Komjen Syahar Diantono, menetapkan 959 tersangka dalam demonstrasi 25–31 Agustus 2025. Dari jumlah itu, 295 adalah anak-anak. Penetapan ini menyalahi UU Peradilan Anak. Komisioner KPAI, Aris Adi Laksono, menegaskan banyak anak diperlakukan tidak sesuai prosedur, hingga ada yang diancam dikeluarkan dari sekolah. (Kompas.com, 26/09/2025)

Ironisnya, demokrasi kapitalisme menjanjikan kebebasan, tetapi hanya untuk suara yang tunduk pada arus kekuasaan dan modal. Siapa pun yang menolak segera diberi label berbahaya, dijegal, dan dipaksa bungkam. Generasi muda pun dipasung dengan stempel anarkisme.

Stigma ini bukan insiden berulang, melainkan strategi sistematis untuk meredam perlawanan. Kapitalisme mempertahankan diri bukan dengan adu gagasan, melainkan dengan membungkam lawan. Padahal, dari kesadaran kritis pemuda inilah justru lahir harapan dan perubahan menuju kehidupan lebih adil.

Islam menempatkan pemuda sebagai pilar kebangkitan dengan kewajiban amar makruf nahi mungkar, termasuk keberanian mengoreksi penguasa saat berbuat zalim. Namun, kesadaran ini harus diarahkan. Bukan sekadar luapan emosi atau aksi destruktif, melainkan perjuangan menegakkan Islam kafah dalam seluruh aspek kehidupan.

Dalam sistem ini, pemuda dibentuk dengan pendidikan berakar pada akidah Islam. Pola pikir dan sikap mereka terikat syariat Islam. Dari sinilah lahir generasi yang tangguh menghadapi krisis, kontributif, dan memperjuangkan rida Allah, bukan popularitas atau kepuasan sesaat.

Dengan cara inilah pemuda tampil sebagai agen perubahan sejati. Mereka tidak hanya melawan kezaliman, tetapi juga menawarkan jalan keluar sistemis. Bukan sekadar oposisi, melainkan motor peradaban yang memimpin umat menuju kehidupan adil, bermartabat, dan mulia di bawah naungan Islam kaffah. Wallahualam bissawab.

Oleh: Ai Ummu Putri
Sahabat Tinta Media

Views: 4

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA