Ulama Lebanon Ingatkan Kegembiraan Pembebasan Suriah Tidak Boleh Mengalihkan Perhatian Umat dari Rencana Amerika

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Ulama Lebanon Syeikh Ahmad Al Qasas mengingatkan agar kegembiraan yang luar biasa atas pembebasan sebagian besar kota-kota dan desa-desa di Suriah dan kembalinya kota-kota tersebut kepada rakyatnya tidak boleh mengalihkan perhatian umat dari rencana yang dibuat oleh Amerika.

“Tidak boleh mengalihkan perhatian umat dari rencana yang dibuat oleh Amerika, pemimpin tirani di dunia, yang telah mensponsori rezim ini selama beberapa dekade dan menunda kejatuhannya,” tulisnya dalam pers rilis yang diterima Tinta Media, Selasa (17/12/2024).

Upaya saat ini yang dilakukan Amerika menurut Ahmad adalah mengubah penyelesaian politik sesuai dengan programnya. “Amerika dalam mengakhiri krisis berdasarkan konsensus antara rezim dan oposisi,” lanjutnya.

Namun, kecepatan gerak maju pemberontak yang bagaikan api, kata Ahmad, membuat cepat runtuhnya kekuatan rezim. “Kemudian menggagalkan skenario yang dibuat oleh Amerika, dan rezim tidak bertahan cukup lama untuk mencapai gencatan senjata sebagai persiapan dialog dan konflik. meluncurkan fase transisi,” jelasnya.

Dalam semalam, sambungnya, Suriah berubah menjadi otoritas de facto yang diwakili oleh komandan aksi militer pemberontak.

Penyelesaian yang diupayakan Amerika ini, ungkap Ahmad, tidak mempunyai tempat bagi Iran yang mereka harapkan akan mendapat bagian yang signifikan di dalamnya.

Amerika sendiri di masa lalu mengandalkan hal ini sebagai imbalan atas tindakannya dalam mendukung rezim tersebut dan mencegah kejatuhannya pada tahap pertama tahun revolusi untuk mencegah berdirinya negara Islam sejati di Suriah. “Runtuhnya partainya di Lebanon mengubah perhitungan tersebut, dan hal ini serupa dengan apa yang terjadi di Lebanon,” tambahnya.

Tidak Mengubah Rencana

Ahmad menilai keruntuhan yang tiba-tiba ini diperkirakan tidak akan mendorong Amerika Serikat mengubah rencananya untuk masa depan Suriah.

Rencana ini, sebutnya, menetapkan pembagian Suriah menjadi daerah-daerah otonom yang bersifat sektarian atau nasional, di bawah desentralisasi atau federalisme, dengan masing-masing daerah berada di bawah perwalian langsungnya atau di bawah perwalian negara proksi regional.

“Mereka percaya bahwa pemisahan wilayah pengaruh yang diakibatkan oleh perang selama bertahun-tahun di Suriah menciptakan kenyataan di lapangan yang membuka jalan bagi wilayah-wilayah pengaruh di masa depan di Suriah, sebelum wilayah-wilayah tersebut secara konstitusional disahkan dalam “dialog nasional” dan penyelesaian solusi yang akan datang,” bebernya.

Tentu saja, ungkapnya, negara yang diinginkan Amerika di Suriah, apa pun bentuk, sistem, dan konstitusinya, adalah negara sekuler yang menerapkan konstitusi positif dan “sopan dan patuh” di antara negara-negara kecil yang berada di bawah forum “komunitas internasional”. ”

“Kami memohon kepada Tuhan untuk mengecewakan upaya-upayanya dan upaya-upaya para agen, sekutu, dan agen-agennya, dan memberikan hasil bagi orang-orang benar,” pungkasnya.[] Muhammad Nur

Views: 1

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA