INS Institute: Kapitalisme Suburkan Kejahatan Digital

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Direktur Information and Network Security Institute (INS Institute) M. Yanuar menegaskan bahwa sistem kapitalisme menyuburkan kejahatan digital.

“Dengan adanya kapitalisme ini, maka praktik-praktik kejahatan akan semakin subur,” ujarnya dalam program Kabar Petang: Bjorka Lagi? di kanal YouTube Khilafah News, Rabu (9/10/2025).

Yanuar mengatakan bahwa hacker atau pelaku kejahatan digital memang akan selalu ada di setiap sistem karena pelakunya adalah manusia. “Selama ada manusia akan ada potensi melakukan kejahatan, entah di dunia nyata atau di dunia digital,” jelasnya.

Namun menurutnya, sistem kapitalisme telah menjadikan manusia berperilaku berdasarkan untung rugi, bukan benar atau salah.

“Ketika dia menggunakan standar untung rugi, dan dengan kebebasannya ideologi kapitalisme tidak menggunakan aturan dalam meraih kepemilikan (sebagaiman aturan Islam), maka dia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta,” tegasnya.

Ia juga menyoroti lemahnya perlindungan data di Indonesia. Menurutnya, pemerintah tidak hanya gagap, tetapi juga gagal dan terlambat dalam menghadapi tantangan keamanan digital.

“Pemerintah Indonesia dikatakan gagap, ya saya sepakat, bahkan bukan hanya gagap, juga gagal dan terlambat,” katanya.

Ia mencontohkan, Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi baru disahkan pada 2022 dan berlaku dua tahun kemudian, jauh tertinggal dari Eropa yang sudah menerapkannya sejak 2017-2018.

“Artinya selama ini masyarakat tidak dilindungi. Padahal ini penting, karena ketika data-data bocor, masyarakat bisa kehilangan harta,” ujarnya.

Yanuar pun menilai, akar persoalan keamanan data ada pada sistem kapitalisme yang menjadikan kebijakan didasarkan pada untung rugi, bukan kepentingan rakyat. “Mereka tidak akan membuat kebijakan yang melindungi data pribadi rakyat, tapi justru melindungi kepentingan perut mereka sendiri,” kritiknya.

Ia menambahkan, maraknya kasus pinjaman online, penipuan, dan peretasan pusat data nasional menunjukkan lemahnya sistem keamanan negara. “Makanya wajar jika PDN bisa dihack, terkena ransomware. Ini menunjukkan betapa lemahnya kita,” ungkapnya.

Ia lantas menegaskan bahwa kegagalan pemerintah dalam keamanan data bersumber dari desain sistem yang salah dan penerapan kapitalisme yang rusak. “Hal inilah yang menjelaskan pemerintah gagal, karena sistem keamanannya tidak didesain sejak awal dan berasal dari penerapan sistem kapitalisme itu sendiri,” pungkasnya.[] Muhar

Views: 0

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA