Global March to Gaza, Keputusasaan Dunia Melawan Nasionalisme

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Dunia pada akhirnya terpanggil. Massa berdatangan dari seluruh penjuru dunia menunju Gaza Palestina. Terdapat sekitar 1000 orang dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda mengikuti aksi long march sepanjang 50 km menuju kota Rafah (www.marchtogaza.net).

 

Mereka datang dan berkumpul tanpa tekanan dari pihak mana pun. Semangat solidaritas kemanusiaan menjadi motivasi utama gerakan ini. Tidak ada tendensi agama maupun politik. Tujuan utama mereka adalah untuk membuka akses bantuan kemanusiaan yang ditutup oleh Israel atas Palestina.

 

Aksi puncak long march dilaksanakan 15 Juni 2025. Namun sayangnya, aksi ini mendapatkan respon negatif dari pemerintah Mesir. Para peserta yang berusaha masuk diusir oleh pihak pemerintah Mesir, bahkan ada 30 aktivis yang dideportasi. Menurut pernyataan kementerian pemerintah Mesir, para peserta aksi harus terlebih dahulu mendapatkan surat izin sebelum melaksanakan aksinya (www. kompas.tv.net/12/06/25)

 

Murni Kemanusiaan

 

Perang yang terjadi di Gaza Palestina telah memakan banyak korban. Ribuan warga telah menjadi syuhada. Sebagian besar korbannya adalah anak-anak yang tidak berdosa dan para wanita.

 

Dentuman bom masih terus terdengar hingga saat ini sejak awal permulaannya pada 7 Oktober 2023. Serangan Israel telah meluluhlantakkan gedung-gedung yang tinggi dan rumah-rumah warga di sana. Gaza pun hampir rata dengan tanah. Warga sipil kesakitan dan menderita kelaparan.

 

Rangkaian fakta ini telah mengusik miliaran penduduk muslim maupun nonmuslim di seluruh dunia. Mereka terpanggil oleh jeritan setiap wanita dan tangisan anak-anak yang menuntut bantuan dan keadilan.

 

Di mana hati manusia? Bukankah mereka makhluk yang sama, yang tidak akan bisa hidup tanpa makanan? Mereka juga tidak bisa hidup tanpa minum dan tempat tinggal. Sungguh menyayat hati bagi orang-orang yang masih memiliki hati nurani.

 

Aksi Global March to Gaza adalah wujud ketidakberdayaan manusia melawan dinding nasionalisme yang hari ini membentengi Gaza dari pertolongan dunia. Hati-hati yang masih hidup mencoba membuka mata dunia akan pentingnya menyelamatkan jiwa-jiwa manusia. Tidak harus menjadi muslim untuk menolong dan membebaskan Palestina dari Zionis Israel, cukuplah menjadi manusia. Namun, fakta hari ini menunjukkan bahwa penguasa dunia dan negeri-negeri mayoritas muslim memang bukanlah manusia. Atas dalil bukan urusan dalam negerinya, mereka mengabaikan nasib jutaan manusia di Gaza, Palestina, padahal mereka memiliki kekuatan.

 

Nasionalisme Petaka Umat Islam

 

Berbagai reaksi muncul menyikapi upaya genosida di Gaza, Palestina. Aksi besar-besaran, pengiriman bantuan, kecaman, boikot produk, bahkan solusi mengakui kemerdekaan dua negara telah disuarakan oleh negara -negara di dunia, termasuk dunia Islam. Namun, faktanya Israel tidak bergeming. Israel bersikukuh meneruskan visinya untuk menghancurkan dan merebut wilayah Palestina seluruhnya. Israel tidak gentar sedikit pun meski seluruh dunia mengecam. Israel tahu betul bahwa para penguasa, terutama negeri muslim hanyalah beretorika. Mereka lebih takut dan tunduk kepada Amerika, yang menjadi backing utama kekejaman Israel.

 

Eksistensi Israel semakin kuat setelah penandatanganan perjanjian Camp David tahun 1978 antara Israel dan Mesir yang diperantarai Amerika Serikat. Inilah awal mula Israel diakui eksistensinya sebagai sebuah negara. Setelah kemenangan pihak sekutu pada perang dunia 1, antara blok sentral dan blok sekutu, Amerika menjadi negara super power yang berkuasa mengendalikan kancah perpolitikan dunia. Melalui perjanjian Sykes Picot 1916, wilayah kekuasaan negara-negara blok sentral, termasuk kekhilafan Islam dibagi-bagi oleh pihak sekutu.

 

Dampaknya, kekuatan dunia Islam terpecah. Wilayah kekuasaan Islam yang dahulunya bersatu dengan segala potensinya, dipecah-pecah hingga melemahkan umat Islam. Mereka yang dahulunya disatukan oleh ikatan yang sama, yakni idiologi Islam, hari ini hanya disatukan karena adanya kesamaan wilayah, yang bernama ikatan nasionalisme atau negara bangsa. Tidak ada lagi persatuan umat Islam sebagai sebuah negara adidaya yang bernama Khilafah.

 

Islam Ikatan Idiologis

 

Sejak berdirinya Israel sebagai sebuah negara pada tahun 1948 atas dukungan Inggris, Palestina terus dilanda nestapa. Tidak ada kekuatan yang bisa membebaskan Palestina. Satu-satunya cara untuk membebaskan Palestina adalah dengan hadirnya kembali kekuatan umat Islam yang disatukan oleh ikatan idiologis, yang akan mendorong dan menggerakkan umat Islam di seluruh dunia untuk berjihad. Inilah ikatan yang akan menghancurkan segala bentuk perbedaan, di mana pun dan kapan pun. Allah Swt. berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 13 yang berbunyi:

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

 

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

 

Islam juga melarang adanya perpecahan dalam diri umat Islam. Dalam Qur’an surat Ali Imran ayat 103, Allah Swt  berfirman:

 

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

 

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”

 

Kesimpulan

 

Umat Islam hari ini harus sadar, bahwa nasionalisme dilarang di dalam hukum Islam. Umat Islam harus meninggalkan ikatan nasionalisme dan menggantinya dengan ikatan yang sahih, yakni ikatan Islam ideologis. Ikatan inilah yang akan menyatukan umat Islam di seluruh dunia dalam sebuah negara adidaya, Khilafah Islam. Ikatan ini akan menghancurkan dinding-dinding pemecah belah persatuan umat Islam dan membebaskan setiap negeri muslim dari belenggu dan penjajahan kafir barat. Wallahu alam.

 

oleh: Zahra Tenia

(Aktivis Muslimah)

 

Views: 19

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA