Kualitas Negara Buruk, Masa Depan Generasi Suram

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Dilansir dari Beauynesia. Id (05/02/2025), baru-baru ini viral di media sosial fenomena “kabur aja dulu”. Banyak yang mengunggah tagar ini terutama di platform x dan Instagram. Fenomena ini bermula ketika orang-orang Indonesia yang bekerja di luar negeri membagikan informasi tentang kehidupan, lowongan pekerjaan, dan pengalamannnya di media sosial. Namun baru-baru ini, tagar tersebut digunakan dengan ungkapan rasa kekecewaan dan kecemasan generasi muda terhadap isu sosial hingga politik yang terjadi di Indonesia.

Maraknya pengguna tagar “kabur aja dulu” menunjukkan bukti bahwasanya para masyarakat Indonesia semakin sadar akan kondisi negaranya yang sedang tidak baik-baik saja. Padahal kondisi semacam ini sudah lama terjadi, namun masyarakat Indonesia justru baru menaruh perhatian yang lebih akhir-akhir ini. Maka, mereka tak hanya bisa berdiam diri saja merenungi keadaaan negaranya. Alhasil mereka membuat upaya dengan menyemarakkan tagar “kabur aja dulu”.

Tagar “kabur aja dulu” adalah tagar yang digunakan masyarakat Indonesia baru-baru ini akibat kualitas Negara yang tidak memaksimalkan terpenuhinya kecukupan dan kebutuhan masyarakatnya. Akibatnya tak sedikit dari mereka yang mencoba keluar dari keterpurukkan ini, seperti keinginan pindah negara yang lebih baik daripada sebelumnya. Hal ini biasanya banyak dijumpai di Negara-negara maju seperti Amerika, London, Jerman, Jepang, dan lain-lain.

Maka tak bisa dipungkiri banyak warga negara Indonesia yang sudah menyisihkan hidupnya di luar negeri dan tak sedikit dari mereka yang memilih menetap di sana daripada harus pulang ke negara aslinya, Indonesia. Mereka akhirnya bisa berbagi pengalaman yang tak bisa didapatkan oleh masyarakat Indonesia, seperti kualitas Pendidikan yang berkualitas, sumber daya manusia yang unggul, teknologi yang lebih maju dan modern, dan lain sebagainya.

Itu semua yaitu kualitas buruknya negara wajar terjadi jika negara tersebut masih mengemban sistem kapitalisme sekularisme, sistem yang menjunjung tinggi manfaat belaka dan didasari adanya pemisahan agama dari kehidupan. Dalam sistem sekularisme kapitalisme memandang berbagai aspek sebagai berikut; dalam pendidikan output yang yang dihasilkan dari para pelajarnya dituntut agar bisa melahirkan calon tenaga kerja di masa mendatang. Pendidikan di sistem ini pun yang bisa mengakses hanya orang-orang yang memiliki harta. Oleh karena itu, banyak orang-orang khususnya kalangan ke bawah yang terpaksa memilih untuk berhenti sekolah.

Adapun dalam dunia pekerjaan, perusahaan atau swastalah yang menyediakan lapangan pekerjaan. Akhirnya, banyak yang sulit mendapatkan kerja disebabkan tidak seimbangnya jumlah tenaga kerja dengan lapangan pekerjaannya. Selain itu di sistem ini mematok gaji kepada para pekerja dengan nominal yang rendah, akibatnya semakin tampak kesenjangan ekonominya.

Solusi Islam

Berbeda dengan Islam, Islam memiliki syariat yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW : “Imam atau khalifah adalah ra’in (pengurus rakyat), dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR Al-Bukhari). Maka dari sini Daulah Khilafahlah yang bertanggung jawab atas terpenuhinya hak hidup rakyatnya. Maka masalah yang menyangkut warga negara yang hidup di dalam naungan khilafah sudah seharusnya menjadi kewajiban Negara untuk menyelesaikannya, bukan hanya tugas dari para individunya saja. Karena negara yang memiliki amanah untuk mengurus atau meriayah rakyat yang hidup di dalamnya.

Dalam Islam, seperti lowongan pekerjaan disediakan oleh negara, sehingga tak ada kesenjangan ekonomi. Tenaga terampil juga banyak disediakan di sistem ini. Selain itu, dalam sistem pendidikannya, yang layak dan mudah dijangkau oleh semua kalangan dan ini negara yang menjamin. Tujuan pendidikannya pun mencetak generasi berkepribadian atau bersyaksyiyyah islam yakni pola pikir dan pola sikap dibangun berdasarkan islam. Tak hanya aspek-aspek ini, tetapi seluruh aspek tetap menjadi fokus atau peratian negara untuk memenuhinya.

Maka tegaknya daulah khilafah inilah terbukti menjadi rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam) yang menjadikaan rakyat yang tinggal didalamnya tak lagi merasa ingin kabur, atau pindah kepda negara yang lain. Karena seluruh aspeknya telah dapat dipenuhi secara sempurna bagi masyarakatnya.

Wallahu ’alam.

Oleh: Marsa Qalbina N.
Sahabat Tinta Media

Views: 0

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA