Tinta Media – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, sudah tiga kali membahas secara terbuka tentang pendekatan solusi dua negara menyoal masalah antara Israel dan Palestina. Ia menegaskan posisi diplomatik Indonesia yang memberikan dukungan untuk kemerdekaan Palestina sebagai syarat utama untuk mencapai perdamaian, sembari menawarkan pengakuan kepada Israel jika Palestina diakui sebagai negara yang berdaulat.
Prabowo telah mengemukakan solusi dua negara ini sejak menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI pada periode 2014-2019 hingga saat ini sebagai Presiden RI. Solusi dua negara atau two state solution adalah usulan untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina yang bertujuan mendirikan dua negara yang merdeka. Satu untuk Israel dan satu lagi untuk Palestina.
Pada Senin (22/9), dalam Sidang Umum PBB yang diadakan di New York, negara-negara seperti Prancis, Belgia, Luksemburg, Malta, dan Andorra menyatakan pengakuan mereka terhadap Palestina. Satu hari sebelumnya, negara-negara Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal juga telah memberikan pengakuan kepada Palestina. Langkah ini meningkatkan total negara yang mengakui Palestina menjadi 156, menurut laporan dari Le Monde. Fr. (Tribunnews.com, 23/09/2025)
Pada Juni 2024, Armenia dan Slovenia juga mengambil langkah yang sama di tengah konflik yang mengakibatkan banyak korban di Jalur Gaza. Sebulan sebelumnya, Spanyol, Irlandia, dan Norwegia telah menambahkan nama mereka dalam daftar ini dalam usaha yang sama untuk memulai kembali negosiasi solusi dua negara.
Hari demi hari, situasi di Gaza, Palestina semakin memburuk. Israel dan AS terus memerintahkan serangan guna mengosongkan kawasan Gaza. Sejak Oktober 2025, jumlah korban yang tercatat telah melebihi 67. 000 jiwa.
Sementara itu, pemerintah Israel menyatakan bahwa tidak ada gencatan senjata yang berarti di wilayah Gaza. Faktanya, lebih dari 100 serangan udara telah dilakukan di kota ini yang menyebabkan banyak cedera dan kematian di kalangan penduduk sipil.
Sangat mengejutkan! Tidak ada satu pun negara yang memberikan dukungan kepada Gaza. Semua negara memilih untuk tetap dalam posisi aman, dengan AS sebagai pengusung solusi dua negara. Padahal, sudah sangat jelas bahwa Israel telah merebut wilayah Gaza secara paksa.
Solusi dua negara merupakan refleksi dari keputusasaan Amerika Serikat terhadap keteguhan masyarakat Palestina dan para Mujahidin. Mengakui kemerdekaan Palestina sama dengan mengakui bahwa entitas Yahudi telah mengambil alih 70 persen hingga 80 persen wilayah Muslim Palestina.
Hal ini adalah bentuk penjajahan serta perampasan tanah yang dimiliki oleh rakyat Palestina oleh kelompok kapitalis yang memanfaatkan ambisi buruk Israel untuk menguasai wilayah tersebut. Ide solusi yang sepenuhnya tidak rasional, tetapi mirisnya digaungkan oleh pemimpin-pemimpin negara Muslim, termasuk Indonesia. Pendekatan ini justru akan menjauhkan perjuangan untuk pembebasan Palestina.
Sejatinya, tanah Palestina adalah milik kaum Muslimin. Wilayah yang dikuasai oleh umat Islam sejak masa kekhalifahan Rasyidah di bawah kepemimpinan Amirul Mukminin Umar bin Khaththab ra. Oleh karena itu, status tanah Palestina adalah sebagai tanah kharajiyah yang berarti merupakan milik umat Islam hingga hari kiamat yang didapatkan melalui jihad dan penaklukan.
Solusi agar tanah Palestina dapat kembali ke tangan kaum Muslimin adalah dengan jihad. Militer harus dilawan dengan militer. Bisa dibayangkan jika pasukan militer di semua negeri kaum Muslimin bersatu untuk menghentikan militer Zionis Israel, kaum Muslimin akan memenangkan perang hanya dalam satu jam saja. Dengan demikian, menjadi tanggung jawab seluruh umat Islam untuk menjadikannya bebas kembali, seperti yang dilakukan oleh panglima Shalahuddin Al-Ayyubi saat membebaskan tanah Palestina dari pasukan salib.
Jihad untuk mengeluarkan Palestina dari cengkeraman penjajah Zionis Israel adalah tanggung jawab negara. Tugas untuk memimpin jihad ini harus diemban oleh negara, bukan oleh perorangan. Dalam konteks ini, adanya Khilafah sangat penting untuk menyatukan umat Islam di seluruh dunia dalam usaha mengusir penjajah dari Palestina. Inilah yang menjadi ketakutan bagi Barat jika Khilafah muncul kembali. Wallahualam bissawab.
Oleh: Azizah,
Sahabat Tinta Media
Views: 1

















