Perjuangan Hakiki untuk Palestina

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Donald Trump dilaporkan telah menyepakati rencana untuk mengakhiri perang di Gaza. Dia bersama perdana menteri Israel menyepakati rencana gencatan senjata yang akan diterapkan dalam dua pekan ke depan. Tujuan utama Trump dan Netanyahu dari gencatan senjata di Gaza ini adalah untuk perluasan cakupan perjanjian Abraham Accord, yakni mempercepat agar negara-negara Arab dan negara Islam lainnya mengakui Israel, kemudian menjalin hubungan diplomatik, serta mengekspresikan kesiapannya atas solusi masa depan warga Palestina dengan konsep dua negara. Syarat pengakhiran perang di antaranya yaitu masuknya empat negara Arab (termasuk Mesir dan Uni Emirat Arab) yang akan memerintah jalur Gaza untuk menggantikan Hamas. Beberapa negara akan menerima banyak dari warga negara yang ingin bermigrasi. (Republika.CO.ID.TEL AVIV)

Sungguh, apa yang dilakukan oleh penguasa negeri-negeri muslim yang ada dalam perjanjian Abraham Accord adalah sebuah pengkhianatan yang sangat nyata dan sangat menyakitkan di tengah situasi Gaza yang kian memprihatinkan. Perjanjian ini sungguh sangat di luar nalar bagi manusia yang masih memiliki akal.

Bagaimana bisa, sebuah entitas yang tidak memiliki wilayah kemudian menjajah Palestina, sementara negeri-negeri di sekelilingnya hanya bisa diam, bahkan ikhlas bergabung dalam perjanjian yang menikam saudaranya? Artinya, negara-negara yang tergabung dalam Abraham Accord sama dengan mengamini penjajahan.

Termasuk sikap dari presiden Indonesia beberapa waktu lalu yang bersedia mengakui entitas penjajah, apabila penjajah tersebut juga mau mengakui Palestina dan memerdekakannya. Hal ini sangat tentu sangat memprihatinkan. Bagaimana bisa, Indonesia yang di dalam undang-undang dasarnya menyebutkan anti pada penjajahan, tetapi di saat ini justru pemimpinnya siap mengakui penjajah untuk menguasai wilayah yang dijajahnya sebagai milik penjajah?

Sikap penguasa negeri-negeri muslim ini sungguh sangat membodohi umat. Sebagaimana yang telah dipahami bahwa hingga saat ini Israel senantiasa mengingkari janji-janji yang mereka sepakati. Sangat tipis kemungkinan Israel akan mematuhi perjanjian Abraham Accord karena memang ia sangat berambisi untuk menguasai seluruh wilayah Palestina.

Sementara, Palestina dan rakyatnya juga tidak mungkin mau jika wilayah mereka dirampas oleh para penjajah. Hal itu sangat thobi’i (wajar), karena siapa pun tidak akan pernah rela jika miliknya diambil oleh orang lain dengan cara merampas. Kita sebagai pemiliknya diminta untuk mengakui bahwa apa yang kita miliki adalah milik si perampas itu. Seperti apa pun rekayasanya, pemilik sah tidak akan ikhlas dan diam atas apa yang menimpanya. Mereka pasti akan melawan dengan segala cara, dengan segenap kemampuan maksimalnya, bahkan akan bertaruh nyawa hingga haknya kembali.

Sejarah telah mencatat bahwa Palestina adalah tanah kaum muslimin, sehingga haram bagi kaum muslimin untuk menyerahkan pada penjajah. Seharusnya hal ini juga disadari oleh pemimpin negeri-negeri muslim. Namun, sayangnya mereka telah menjadi antek dan pengkhianat bagi Islam dan kaum muslimin.

Maka, saat ini kaum muslimin harus fokus mencari solusi sendiri untuk menuntaskan persoalan Palestina. Islam sendiri telah menggariskan bahwa untuk mempertahankan wilayah kaum muslimin apabila dijajah hanya ada bahasa jihad. Jihad ini hanya bisa dilaksanakan secara efektif apabila ada yang menjadi komando, yakni khalifah. Seharusnya solusi inilah yang benar-benar dipikirkan dan diusahakan dengan semaksimal mungkin agar segera terwujud.

Kaum muslimin tidak boleh meletakkan kepercayaannya pada selain apa yang digariskan oleh Islam. Jika berharap ada solusi Barat, justru hal itu akan menjauhkan diri dari solusi yang sesungguhnya. Maka, menegakkan Khilafah yang menjadi warisan Nabi harus menjadi perhatian yang serius dengan segenap kesungguhan.

Khilafah telah terbukti mampu menjaga umat dan membawa pada kebangkitan hakiki sehingga umat harus mendukung dan segera bergerak dalam memperjuangkan tegaknya Khilafah bersama kelompok dakwah ideologis. Ini menjadi bukti dari keseriusan kita untuk melepaskan Gaza Palestina, serta menolong umat secara umum dari berbagai kenestapaan dan kehinaan akibat hidup dalam sistem sekuler demokrasi dan meninggalkan warisan Nabi, yakni Khilafah. Wallaahu a’lam bishshawaab.

Oleh: Ummu Fariha
Founder Rumah Tahsin

Views: 15

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA