Saling Memberi Hadiah Saat Lebaran adalah Tradisi Baik

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Saling memberi hadiah atau hampers saat lebaran, menurut Sejarawan Nicko Pandawa, merupakan salah satu tradisi baik yang bisa dilakukan.

“Saling memberi hadiah atau hampers saat lebaran adalah salah satu tradisi baik,” ujarnya dalam video: Tradisi Ngasih Hampers, Ada Sejarahnya? di kanal Youtube Khilafah News, Ahad (20/4/2025).

Ia menyampaikan sebuah hadits Rasulullah yang menyebutkan untuk saling memberi hadiahlah, maka kalian akan saling mencintai sebagai landasan saling memberi hadiah.

“Karena termasuk sunah Nabi, ternyata yang melakukan bukan Cuma kita, tetapi leluhur kita di zaman kesultanan dulu juga sering melakukannya,” ungkapnya

Contoh pertama adalah Kesultanan Banten, kata dia, pada abad 17, Pangeran Ratu Abdul Qadir pernah mengirim utusan yang membawa hadiah-hadiahnya kepada gubernur Utsmani di Hijaz yaitu Syarif Zaid bin Muhsin al-Hasyimi.

“Hampers yang dikirim itu disebutkan dalam manuskrip sejarah Banten adalah berbagai rempah-rempah mulai dari gaharu, pala, cendana dalam jumlah ton yang besar,” tambahnya.

Sebagai balasannya, lanjutnya, Syarif Zaid di Makkah mengirim hadiah atau hampers balik ke Banten seperti bendera Islam dari Makkah, sittaroh atau tirai penutup makam Nabi, kain kiswa Ka’bah dan yang paling istimewa adalah gelar sultan yang sudah direstui oleh Khalifah Utsmani di Istanbul, sehingga Pangeran Ratu Abdul Qadir Banten digelari sebagai Sultan Abul Mafakhir.

Contoh lain, imbuhnya, pada pertengahan abad 19 Sultan Mansur Syah dari Aceh mengirim hampers super special ke Khalifah Abdul Majid di Istanbul. Disebutkan Sultan Aceh mengirim gaharu sebanyak 2.000 rotal (satu rotal sekitar 400 gr, sehingga 2.000 rotal sekitar 800 kg)

“Kalau hari ini harga Gaharu yang kualitas tinggi sekitar 25 juta sekilo, berarti nilai total 800 kg gaharu yang dikirim Sultan Aceh kepada Khalifah Utsmani itu kalau dirupiahin sekarang sekitar 20 miliar. Itu baru gaharu. Sultan Mansur Syah Aceh itu juga mengirim berton-ton lada, kemenyan, kapur barus, dan lain-lain,” bebernya.

Di akhir, dia menandaskan, intinya dari saling memberi hampers atau hadiah bukan sekadar pemberian materi, tapi lebih ke simbol penghormatan, kasih sayang, dan saling menjalin silaturahmi.

“Jika belum bisa mengirim hampers yang miliaran seperti Sultan Aceh dan Banten tadi, yang penting kita bisa mengirim hampers-hampers sederhana untuk saling menjalin silaturahmi. Tradisi baik ini harus tetap kita lanjutkan,” pungkasnya.[] Erlina

Views: 11

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA