Kemerdekaan Palestina Menanti Tegaknya Khilafah

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Penduduk wilayah Gaza kembali mendapat ancaman dari Zionis Israel pada Rabu (19/3/2025), dengan dimulainya operasi darat di Jalur Gaza bagian tengah dan selatan untuk memperluas perimeter keamanan dan menciptakan zona penyangga parsial antara utara dan selatan. Ditegaskan pula oleh Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, merujuk pada komentar Presiden AS Donald Trump, agar mengembalikan para sandera, menghancurkan Hamas, dan memberikan peluang warga Palestina untuk pindah ke belahan dunia lain. (Beritasatu.com, 20/3/2025).

Pada sumber yang sama juga diketahui bahwa konflik di Gaza sempat mereda sejak 19 Januari 2025, ketika tahap pertama perjanjian gencatan senjata diberlakukan. Hamas menuntut telah mengikuti ketentuan perjanjian tersebut, dengan rencana awal bahwa tahap kedua gencatan senjata akan dimulai pada Maret. Akan tetapi, pada 17 dan 18 Maret 2025, Israel menyerang Gaza dari udara dengan skala besar terhadap target Hamas yang menewaskan hampir 1.000 orang.

Dilansir dari CNBCindonesia.com, 19/3/2025, dalam sehari Israel telah membunuh 413 orang di Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, bahwa serangan ini “baru permulaan” serta akan terus berjalan hingga Israel mencapai tujuan perangnya, yaitu menghancurkan Hamas dan membebaskan seluruh sandera yang ditahan oleh kelompok militan tersebut.

Ketegangan di Yerusalem juga semakin meningkat selama bulan Ramadan. Saat itu, pasukan Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa dengan mencopot dua toa atau pengeras suara masjid yang ada di ruang Salat Qibli, serta membatasi warga Palestina yang ingin beribadah ke masjid tersebut (Serambinews.com, 13/3/2025).

Kebrutalan Israel semakin menggila dengan melanjutkan operasi darat di Rafah, Gaza Selatan pada Jumat (21/3/2025). Sehingga, saat ini lebih dari 50 ribu warga Palestina meninggal dunia sejak agresi pada Oktober 2023 lalu. Kelompok Hamas sendiri mendesak negara-negara Arab dan muslim segera mengambil tindakan tegas untuk mengakhiri genosida dengan menghentikan serangan baru Israel di Gaza, serta mengambil tindakan melalui forum internasional, terutama Dewan Keamanan PBB (CNNindonesia.com, 21/3/2025).

Menyedihkannya, bombardir terhadap Palestina berulang kali terjadi dan semakin brutal. Korban terus berjatuhan. Tak hanya menewaskan pejabat tinggi Hamas saja, tetapi juga pemimpin politik tertinggi di Gaza, beberapa menteri, petugas medis, jurnalis. Selain itu, korbannya kebanyakan perempuan dan anak-anak. Ratusan hingga ribuan orang mulai mengungsi untuk mematuhi perintah evakuasi Israel, dalam kondisi yang sangat lemah, baik secara fisik maupun psikologis.

Hamas sudah menyeru kepada negara-negara Arab dan Islam untuk mengambil tindakan tegas serta menerapkan langkah-langkah menghentikan agresi ini. Sayangnya, mulut para pemimpin tersebut hanya berbusa-busa mengirim kecaman saja, bantuan keuangan, dan logistik seadanya. Sejatinya, itu bukanlah solusi atas tragedi mereka, jelas ini adalah bentuk pengkhianatan besar.

Belum lagi para pemimpin tersebut masih membuka hubungan bilateral dengan Zionis beserta sekutunya. Padahal, negara-negara Arab dan Islam itu memiliki tanggung jawab moral dan politik untuk mengakhiri genosida ini. Apalagi, korbannya bukan lagi ratusan jiwa, tetapi sudah ribuan warga palestina. Para pemimpin itu tidak hanya mengkhianati Palestina, tetapi juga sudah mengkhianati Allah dan Rasul-Nya.

Seharusnya mereka mengingat janji Allah Swt. yaitu, ”Wahai orang-orang yang beriman, kalau kalian menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian!” (QS. Muhammad; 7).

Sampai berapa lama lagi kaum Zionis Yahudi terus membabi buta menghancurkan dan menginjak-injak negara Palestina? Sementara, mereka tetap bungkam, tunduk pada Dewan Keamanan PBB yang di dalamnya sekutu Zionis juga.

Seandainya negara-negara muslim bersatu menghentikan entitas zionis Yahudi, mungkin tak membutuhkan waktu lama serta tak akan memakan korban jiwa yang lebih banyak lagi. Malah, perhatian mereka saat ini makin berkurang karena tertutup beragam persoalan-persoalan di dalam negerinya.

Tidak akan ada solusi nyata, kecuali umat Islam memobilisasi dan memenuhi tugas jihad untuk membebaskan seluruh Palestina. Seperti firman-Nya dalam QS Al-Anfal;39, “Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Kalau mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.”

Mustahil jika kita masih berharap pada PBB, apalagi negara Barat yang sudah menyokong Zionis itu. Hanya dengan berdirinya negara Khilafah, semua umat Islam bisa bersatu di bawah komandonya. Mengulik sejarah sebelum Khilafah jatuh, Palestina merupakan negara yang aman terlindung, tanahnya terjaga hingga tak sejengkal pun diserahkan kepada Yahudi.

Seperti di masa Kekhalifahan Umar bin Al-Khattab ra. Saat itu, beliau menandatangani Perjanjian Umariyah bersama Uskup Yerusalem Sofronius. Di antara ketentuannya, yakni tidak mengizinkan seorang Yahudi pun tinggal di tanah Palestina.

Khilafah juga yang melindungi Palestina untuk terakhir kali dari tipu daya gembong Yahudi Theodor Herzl yang membujuk Khalifah Sultan Abdul Hamid II. Saat itu, Herzl mencoba menyuap Khalifah dengan uang yang sangat banyak dan berjanji akan melunasi utang-utang Khilafah Utsmaniyah. Akan tetapi, kehormatan dan ghirah Islam Sultan Abdul Hamid II amat tinggi. Ia menolak tawaran itu. Itulah keagungan jika berada dalam naungan Khilafah khilafah

Khilafah sebagai tameng yang akan melindungi negara-negara terjajah seperti Palestina, sehingga merasa aman dan nyaman. Oleh sebab itu, eksistensi Khilafah Islamiah adalah suatu hal yang penting dan wajib.

Dengan Khilafah, darah, harta, dan jiwa umat tidak akan tumpah percuma. Menjadi tugas kita sekarang, mewujudkan kembali tegaknya Khilafah dengan tidak berhenti berjuang, bersuara dengan dakwah karena ini adalah janji Allah Swt. Wallahu a’lam bishawab.

 

 

Oleh: Umi Kulsum
Sahabat Tinta Media

Views: 8

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA