Tinta Media – Kabar tentang saudara muslim Palestina kian tiada habisnya. Pada tanggal 21/4/2025 dari Aljazeera menyebutkan pasukan Israel membunuh banyak orang dalam serangan terhadap kamp tenda di Gaza.
Diberitakan juga melaui CNN Indonesia (20/4/2025), salah satu warga Gaza Majida Qanan mengatakan mereka memakan daging kura-kura untuk memenuhi kebutuhan protein dikarenakan krisis pasokan pangan bahkan di pasar tidak tersedia pangan sedikit pun.
Mengutip dari The Peninsula (Minggu, 20 /4/ 2025), WFP mengakui secara mendalam terkait penurunan tajam mengenai stok pangan. WFP juga memperingatkan bahwa Jalur Gaza tengah berada di ambang bencana kemanusiaan.
Tak hanya itu, para jurnalis yang menyatakan kebenaran satu demi satu syahid karena di bombardir oleh Israel. Terbaru yaitu seorang jurnalis wanita bernama Fatima dan 7 kerabat tewas pada 18/4/2025 di kediaman mereka di Jalan Al Nafaq, Kota Gaza. Rumahnya hancur karena serangan roket Israel (CNN Indonesia, 19/4/2025).
Kepulangan Fatima melunturkan kepiluan harapan untuk menyuarakan kemerdekaan saudara Muslim di Palestina. Foto-foto yang didokumentasikan sehari-hari di bawah pengepungan menunjukkan banyaknya korban perang. Foto-foto tersebut berhasil menyita perhatian dunia. Bahkan ia menginginkan kematiannya menjadi gelegar di hadapan dunia berhasil menampar banyak orang, Ia ingin menginspirasi untuk seluruh dunia mengetahui kematiannya yang telah berhasil memberi dampak yang tidak akan pernah memudar ruang dan waktu karena tugasnya telah berakhir dengan sebaik-baiknya.
Tentu warganet semakin geram terhadap serangan Israel ini bahkan hingga disebut sebagai “kejahatan” terhadap jurnalis dan melanggar hukum internasional. Namun pada faktanya hujatan dunia tak pernah dihiraukan semakin jahat dan tak punya belas kasihan.
Wajar saja, dunia hanya mengecam dengan kata namun tindakan untuk kemerdekaan Palestina tidak menunjukan pembelaan yang sesungguhnya. Para penguasa muslim bahkan hingga hari ini tetap hanya mencukupkan diri dengan kecaman tanpa aksi nyata. Sekalipun masyarakat sudah menyuarakan untuk bersegera mengirimkan tentara militer atau bahkan menyebutkan solusi jihad sebagai solusi ajara agama Islam untuk dipakai demi bebasnya Palestina.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 49].
Masyarakat tetap bisa menolong Palestina dengan sekadar berisik menyuarakannya di dunia nyata maupun di dunia maya. Pemerintah dan para pemimpin negara memiliki andil besar untuk menggerakkan pasukan tentara militernya untuk kemerdekaan saudara muslim Palestina. Tapi mengapa masih saja enggan dan tidak segera bertindak padahal sudah paham solusi sesungguhnya?
Ternyata selama masyarakat masih terikat pada nasionalisme sebagai warisan penjajah, umat Islam seluruh dunia tidak akan pernah benar-benar bersatu. Pengiriman pasukan tentara militer atau jihad pun mustahil digerakkan karena nasionalisme, menganggap bahwa negara-negara itu terkotak-kotak dan bukan satu. Hal ini tentu berbeda dengan konsep bernegara yang telah diajarkan oleh Rasulullah yang mengajarkan bahwa bernegara menyatukan masyarakat yang lain dalam sistem pemerintahan Islam bukan malah mencerai-beraikannya.
Sebenarnya jika belajar dari konsep bernegara Rasulullah yang telah berhasil menyita banyak mata dunia dengan keberhasilan dan kemajuan IPTEK pada generasi-generasi selanjutnya selaras dengan apa yang dimau oleh Allah. Bagaimana Allah memerintahkan umat Islam wajib memberi pertolongan pada saudaranya sesama Muslim karena diibaratkan umat Islam itu satu tubuh. Allah juga menyatakan umat Muslim adalah bersaudara yang harus saling melindungi.
Hal ini memberitahukan bagaimana citra negara individualis yang hari ini kita hidup di dalamnya adalah efek dari penerapan sistem kehidupan yang salah yaitu kapititalsme. Kapitalisme berbeda dan menyengsarakan kehidupan dibanding dengan konsep pemerintahan yang dicontohkan oleh Rasulullah.
Lalu apa yang harus kita lakukan?
Selanjutnya jika hari ini masyarakat makin banyak yang menyadari bahwa segala bentuk penjajahan hanya bisa dihentikan dengan persatuan umat dalam satu kepemimpinan global, yaitu Khilafah. Maka, yang bisa dilakukan adalah bersegera untuk menyebarluaskannya lagi tentang solusi Islam ke semua Muslim di seluruh dunia dengan seruan yang sama. Karena kesatuan akan membentuk kekuatan dasyat yang bisa menggetarkan Zionis laknatullah dan para sekutunya.
Masyarakat harus terus bergerak menuntut para pemimpin dan penguasa Muslim untuk kembali memehuni kewajibannya menolong saudara di Palestina dengan mengirim pasukan militer untuk jihad dan menegakkan khilafah sebagai solusi lanjutan agar tidak ada lagi percerai-beraian umat Muslim seluruh dunia. Ini menunjukan kemajuan kehidupannya karena tidak akan ada lagi penjajahan baik fisik maupun pemikiran karena perlindungan diterapkannya sistem kehidupan Islam (khilafah Islamiyah).
Dari Palestina kita belajar akar masalah kehidupan hari ini. Sebenarnya semua negara ingin menolong Palestina termasuk Indonesia akan tetapi keberanian penguasa dan pemimpin kaum Muslim setiap negara tidak lebih besar dari pada keinginannya. Sehingga dorongan masyarakat akan menjadi pelecut para pemimpin untuk berani membuat kebijakan yang terarah yaitu menyatukan umat muslim dunia dengan khilafah dan selanjutnya mengirimkan pasukan militer untuk membebaskan Palestina bisa terlaksana. Perbandingan jumlah kaum Muslim lebih besar daripada kaum penjajah sehingga tidak layak untuk takut atas keberadaan penjajah.
Mari kita renungkan bersama dari surah Al-Fath ayat 1:
اِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِيْنًاۙ ١
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepadamu kemenangan yang nyata.”
Dengan kata lain, sudah dijanjikan Allah kemenangan selalu berpihak pada kaum muslimin ketika ia memegang teguh hukum syara sebagai solusi dalam semua permasalahan dunia hari ini, lalu, dan akan datang. Dengan persatuan umat Muslim dunia akan menjadikan kemungkinan kemerdekaan Palestina terealisasi. Hanya menyoal waktu, solusi Islam akan ‘meledak’ sehingga banyaknya genosida dan kemaksiatan di seluruh penjuru dunia bisa terbabat habis.
Wallahu ‘alam bisawab.
Oleh: Wilda Nusva Lilasari S. M
Sahabat Tinta Media
Views: 14