Generasi Emas Berasal dari Sistem Berkualitas

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Saat ini peran ayah dalam mendidik dan membersamai tumbuh
kembang anaknya sebagian besar diambil alih oleh ibu, ini karena kesibukan
rutinitas kerja sang ayah di luar rumah yang sangat menyita waktu dan tenaga.
Namun tak jarang juga ayah yang memiliki banyak waktu di rumah merasa enggan
menemani dan bermain bersama anak-anaknya, mereka lebih memilih bermain gadget
atau bertemu dengan temannya. Padahal anak membutuhkan peran ayah dalam
keseharian, terutama di masa golden age, anak meniru dan memperhatikan perilaku
orang-orang di sekitarnya.

Tugas yang dilimpahkan pada ibu ini tentu menambah berat
rentetan kewajiban yang harus dilakukan sang ibu, tak jarang keadaan lelah dan
letih membuat ibu memilih jalan pintas agar anak anteng, yakni memberikan
gadget. Anak jadi bebas menonton atau bermain game yang biasanya belum sesuai
umurnya, apalagi jika dibiarkan bebas tanpa pengawasan, tentu saja sangat
membahayakan sebab anak masih suka meniru dan mencontoh apa yang dilihatnya.
Maka akhirnya anak menjadi sulit diatur dan berperilaku buruk berlebihan.

Tentu bukan sepenuhnya salah ibu, bukan juga sepenuhnya
salah ayah. Tuntutan kehidupan dalam sistem kapitalis saat ini sungguh berat,
segala kebutuhan harus dipenuhi sementara harga barang serba mahal, mau tak mau
ayah harus bekerja ekstra, bahkan terkadang ibu juga ikut membantu perekonomian
keluarga sehingga pendidikan anak sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah.
Padahal pendidikan terbaik pertama yang harus diterima anak adalah di rumah.

Dalam laman CNBC Indonesia (14/03/2024). Pemerintah akan
memberikan hari cuti ayah kepada para suami yang istrinya melahirkan atau
keguguran. Cuti ini menjadi hak ASN pria yang diatur dan dijamin oleh negara,
hal ini disebutkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi, Abdullah Azwar Anas, setelah rapat kerja DPR RI. Waktu cuti yang
diberikan pun bervariasi, mulai dari 15 hari, 30 hari, 40 hari hingga 60 hari.
Beliau juga mengharapkan pemberian hak cuti ini , proses kelahiran anak bisa
berjalan dengan baik, sebab itulah masa penting untuk menyiapkan SDM terbaik
penerus bangsa. Jadi ini adalah upaya mendorong kualitas SDM sejak dini.

Ayah Kehilangan Peran Sebab Rusaknya Sistem

Saat ini masyarakat menyadari penyebab rendahnya kualitas
generasi muda sebab mulai hilangnya peran orang tua dalam kehidupan anak,
terutama peran sang ayah. Namun solusi yang diberikan dalam rangka pemecahan
masalah oleh pemerintah masih belum tuntas. Sebab rendahnya kualitas generasi
tidak hanya disebabkan hilangnya peran ayah, namun juga dipengaruhi pendidikan
awal dalam lingkungan keluarga, keadaan lingkungan masyarakat yang rusak, dan
juga tidak adanya peran negara dalam menjaga generasi.

Masih banyak orang tua yang salah memaknai perannya, berpikir
jika tugas ayah hanya mencari nafkah dan ibu hanya mengurusi rumah semata. Anak
yang tumbuh dalam lingkungan masyarakat yang serba bebas tentu akan mengikuti
setiap perkembangan zaman dan teknologi, tanpa difilter atau pengawasan tentu
mereka bisa melakukan apa saja, sebab mereka belum tahu mana yang baik atau
buruk. Lingkungan masyarakat yang acuh juga menjadi penyebab berbagai perilaku
menyimpang yang dilakukan anak-anak generasi saat ini.

Lemahnya hukum terhadap anak di bawah umur juga menjadi
alasan mereka semakin bebas berbuat sesukanya. Banyak anak-anak yang menjadi
pembully, pembunuh, melakukan berbagai kriminalitas, hingga pornografi dan
pornoaksi pun mereka bebas lakukan. Bagaimana bisa tercipta generasi yang
berkualitas jika orang tuanya belum berkualitas? Tatanan masyarakat dan negara
yang juga belum berkualitas juga menjadi alasan minimnya generasi yang
berkualitas pula.

Jadi pembuatan hari cuti ayah ini hanyalah solusi pragmatis,
sebab selama sistem sekuler kapitalisme yang batil ini diterapkan tidak akan
mungkin akan tercipta generasi mulia, karena sistem ini memisahkan agama dari
segala aturan kehidupan, serta memaksa manusia sibuk mencari kepuasan materi
sebagai tujuan hidupnya. Solusi yang benar hanya dengan mengganti sistem rusak
ini menjadi sistem yang lebih baik.

Islam merupakan Sistem yang Sempurna

Kualitas generasi dalam Islam bukan hanya menjadi tanggung
jawab orang tua semata, namun juga disupport oleh peran masyarakat dan negara
yang juga menerapkan aturan dari sistem yang mulia secara sempurna. Memang
dalam Islam pengasuhan anak terutama sebelum usia baligh adalah kewajiban utama
sang ibu, tapi ayah juga memiliki peran penting dalam proses membentuk
kepribadian anak, dengan memberikan kasih sayang, perhatian dan teladan secara
utuh dan sepenuh hati.

Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan
bagaimana peran ayah yang bertanggung jawab penuh terhadap keluarganya. Jika
ayah telah menyadari begitu pentingnya peran dalam tumbuh kembang anak, maka ia
akan menjadi penjamin dan penjaga proses pembentukan karakter sang anak. Selain
keluarga, peran masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh
kembang anak. Islam telah mewajibkan umat Islam untuk beramar ma’ruf nahi
munkar, juga sunnah untuk saling tolong menolong dalam kebaikan. Sehingga anak
yang tumbuh dalam lingkungan Islami tentu saja tidak akan meniru kecuali
sesuatu yang baik pula.

Islam juga mengharuskan hadirnya peran negara dalam menjaga
generasi dengan cara menerapkan sistem Islam secara kaffah. Menerapkan sistem
pendidikan Islam yang tentunya akan menghasilkan generasi yang Islami.
Pendidikan awal yang paling utama bagi anak adalah tauhid, agar mereka sadar
keterikatan dirinya dengan sang pencipta dan hubungan keduanya yang akan
dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Negara juga menjaga sistem pergaulan
masyarakat dengan membatasi interaksi pergaulan laki-laki dan perempuan kecuali
untuk hal yang diperbolehkan syariat.

Khatimah

Setelah sadar akan sistem yang benar, generasi berkualitas
hanya bisa terwujud dengan adanya sebuah negara yang menerapkan syariat Islam
secara kaffah dan segala mekanismenya. Dengan penerapan aturan yang berasal
dari sang pencipta manusia yakni Allah Swt, maka akan sangat mungkin tercipta
generasi muda yang gemilang dan mulia, berkualitas dari segi akhlak dan juga
pemikiran.

Oleh: Audina Putri (Aktivis Muslimah Pekanbaru)

Views: 0

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA