Jihad, Langkah Nyata untuk Kemenangan Palestina

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Sejumlah ulama muslim terkemuka baru-baru ini mengeluarkan fatwa yang menyerukan jihad melawan Israel. Fatwa ini merupakan respons terhadap serangan udara terus-menerus di jalur Gaza, yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa. Dikeluarkan oleh International Union of Muslim Scholars (IUMS), fatwa ini banyak didukung oleh ulama yang memiliki reputasi tinggi di kalangan umat (Islam.merdeka.com (05/04/2025)

Para ulama telah mengeluarkan fatwa untuk mengirimkan tentara alias jihad melawan zionis Israel. Selain seruan untuk jihad, fatwa tersebut juga mengeluarkan peraturan lain, yakni meminta negara-negara muslim untuk menerapkan boikot terhadap Israel melalui blokade darat, laut, dan udara. Adanya fatwa ini untuk membela Tanah Air Palestina melawan penjajah, dan karena tindakan Israel terhadap Palestina telah melanggar hak asasi manusia dan prinsip-prinsip kemanusiaan.

Anehnya, mengapa baru saat ini ulama-ulama baru menaruh perhatian yang lebih terhadap permasalahan Palestina, padahal sudah lama masalah Palestina ini berlangsung, tetapi kebanyakan yang dilakukan hanya mengirim bala bantuan yang bersifat kemanusiaan saja, seperti kirim makanan, harta, dan lainnya?

Nyatanya, yang dibutuhkan rakyat Palestina lebih dari itu. Mereka sudah sangat sabar jikalaupun makanan dan minuman tak kunjung menghampiri mereka.

Yang diinginkan justru bagaimana caranya tanah mereka benar-benar bisa kembali ke genggaman mereka, tak sekadar hanya diberi bala bantuan yang sifatnya sementara tanpa ada hasil yang menjanjikan. Mereka ingin umat Islam di negeri-negeri lain datang langsung mengerahkan segala raga dan jiwanya untuk berjuang bersama menghadapi Zionis Israel. Tak cukup hanya sekadar mengeluarkan fatwa, tetapi juga harus ada aksi nyata, yakni benar-benar memberangkatkan tentara menuju Palestina.

Hal tersebut akan susah jika negara masih mengemban sistem kapitalisme-sekulerisme, karena masih terdapat ide-ide nasionalisme, yakni sekat-sekat negara satu dengan negara yang lainnya, menyebabkan rakyat di dalamnya masih terjebak fanatisme terhadap negaranya sendiri.

Mengingat pemerintahan di berbagai penjuru dunia masih mengacu pada asas manfaat duniawi semata, maka akan sulit jika harus memberangkatkan tentara yang pasti mengeluarkan dana fantastis untuk mewujudkannya. Yang seperti itu akan sangat dipertimbangkan beberapa kali oleh pemerintah, dan tak mungkin bisa diwujudkan sesegera mungkin.

Islam sebagai Problem Solver

Lain halnya di Islam. Islam sebagai rahmatan lil ‘alamiin (rahmat bagi seluruh alam) akan memperhatikan setiap individu, entah muslim atau non-muslim untuk mendapatkan keamanan sebaik mungkin. Namun, bagi non-muslim, syaratnya jika mereka bersedia tunduk dan patuh terhadap hukum Islam dan juga harus membayar jizyah. Akan tetapi, jika mereka tak bersedia atau bahkan ingin memerangi umat Islam, maka mau tak mau umat Islam pun harus menyatakan perang pula kepada mereka.

Gambaran ini terwujud dalam daulah (negeri) Islam, atau disebut juga daulah khilafah Islamiyyah. Di dalam khilafah, jika ada muslim yang diserang, maka muslim lainnya juga bergerak membalas dengan peperangan.

Hal itu serupa dengan yang dialami rakyat Palestina saat ini. Mereka mendapat serangan militer dari pihak Israel. Maka, serangan militer tidak bisa dilawan dengan hanya memberi bantuan logistik saja, tetapi harus dengan kekuatan militer pula.

Allah Swt. telah berfirman dalam Q.S al-Baqarah [2]: 190. Yang artinya, “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, (tetapi) janganlah kalian melampaui batas, karena sungguh Allah tidak suka orang-orang yang melampaui batas.”

Maka, untuk mengirimkan tentara ke Palestina, perlu adanya peran yang mendukung untuk berlangsungnya serangan militer melawan Israel. Negara ini hanya terwujud jika masyarakat di dalamnya sudah menjadi masyarakat Islam, yakni masyarakat yang memiliki kesamaan dalam tiga hal, yaitu perasaan, pemikiran, dan aturan. Dalam khilafah, masyarakat tak hanya mengemban syariat Islam, tetapi juga bersedia menerapkannya demi kehakikian hidup yang bahagia, Insyaallah. Wallahu a’lam.

 

 

Oleh: Marsa Qalbina N
Sahabat Tinta Media

Views: 9

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA