Kumpul Kebo Berujung Mutilasi, Dampak Tragis Liberalisasi Pergaulan

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Hal yang lumrah bagi setiap orang tua berharap mendapatkan kabar gembira dari anak mereka. Apalagi, setelah berjuang keras demi sang anak bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Namun, yang diterima justru kabar duka, sang anak tercinta meninggal dimutilasi oleh pacarnya.

Peristiwa ditemukannya potongan tubuh seorang perempuan di Pacet Mojokerto menarik perhatian masyarakat. Mereka heran apa yang menjadi alasan hingga pacarnya tega memutilasi tubuh perempuan itu hingga di potong kecil menjadi ratusan bagian di kamar mandi kosnya. Ternyata, mereka sepasang kekasih yang belum menikah namun tinggal dalam satu atap. Motif pembunuhan disertai mutilasi itu karena pelaku sakit hati dengan sikap korban selama berhubungan. (Kompas.com, 08/09/2025)

Kisah mutilasi ini menyisakan catatan adanya tren kehidupan bebas di tengah generasi muda, yaitu kumpul kebo. Tinggal satu atap dengan pasangan tanpa ikatan pernikahan (kumpul kebo) makin banyak dipilih oleh generasi muda saat ini. Alasannya beragam, mulai dari keinginan lebih mengenal pasangan sebelum memutuskan menikah dan ada juga karena pertimbangan praktis seperti efisiensi biaya hidup.

Menurut Psikolog, Virginia Hanny, ada tiga hal yang bisa jadi pertimbangan oleh pasangan sebelum memutuskan kohabitasi. Pertama, tinggal bersama ini merupakan kemauan dari kedua belah pihak tanpa adanya paksaan sama sekali. Kedua, menentukan lokasi tinggal (berkaitan dengan biaya hidup, sewa, listrik, dll.). Ketiga, mengetahui apa tujuan dari tinggal bersama dan menentukan batasan yang jelas.

Kita hidup di sistem sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga membuat seseorang merasa boleh bebas bertindak. Tatkala marah, cinta, senang, dan sedih, seseorang akan melampiaskan dengan cara apa pun sesuka hatinya. Tidak mempedulikan lagi batasan apakah ini boleh atau tidak, halal atau haram. Menganggap biasa kumpul kebo di kalangan anak muda adalah tren toksik buah sekularisme. Apalagi dalam masyarakat sekuler-liberal saat ini, aktivitas pacaran adalah hal biasa. Bahkan, tinggal bersama dan membagi tugas rumah tangga layaknya suami istri dengan pacar adalah hal yang wajar.

Individu yang jauh dari pemahaman Islam yang benar, menganggap aktivitas pacaran, tinggal bersama, bahkan berzina dengan alasan suka sama suka adalah hal yang sah-sah saja dilakukan. Begitu juga masyarakat saat ini memiliki pemahaman yang hampir sama. Sehingga, meskipun hal seperti itu terjadi di sekeliling mereka, maka cenderung membiarkan atau tidak peduli. Bahkan, negara yang harusnya berperan sebagai pelindung masyarakat tidak membentuk rakyatnya agar memiliki pemahaman yang benar dalam menjalani kehidupan, terlebih pemahaman Islam. Parahnya, negara mendukung aktivitas pacaran dan perzinaan dan tidak memasukan aktivitas tersebut dalam kategori tindak pidana, yaitu akan dipidana jika ada korban.

Idealnya bila dalam sistem sosial Islam, maka individu yang bertakwa adalah benteng awal bagi seseorang agar menjadikan setiap tindakannya sesuai dengan tujuan penciptaan. Seseorang akan menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh Islam, seperti pacaran atau tinggal bersama dengan pasangan yang belum halal.

Kontrol masyarakat berfungsi dengan baik terhadap pergaulan bebas, aktif mengingatkan, dan mencegah kemungkaran. Terakhir, negara harus menerapkan sistem Islam secara sempurna. Negara mengaktifkan perannya dalam membentuk kepribadian rakyatnya agar berkepribadian Islam. Hal ini bisa didapatkan melalui sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam. Negara juga menerapkan sistem pergaulan Islam, serta melaksanakan sistem sanksi Islam pada pelaku jarimah.(pelanggaran terhadap hukum syariat). Hal ini hanya akan terwujud dengan tegaknya Khilafah. Wallahualam bissawab.

Oleh: Ratih Wulandari
Sahabat Tinta Media

Views: 23

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA