Bangkitkan Kekuatan Umat, Akhiri Penjajahan di Palestina

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Fatima Hassouna, jurnalis muda Palestina berusia 25 tahun, telah menjemput syahid dalam sebuah serangan rudal keji yang diluncurkan oleh militer penjajah Israel. Menurut laporan CNN pada Ahad (20/4/2025), Kementerian Kesehatan Gaza mengonfirmasi bahwa Fatima dan tujuh anggota keluarganya wafat di rumah mereka sendiri di wilayah Al Nafaq, Kota Gaza sebuah tempat yang seharusnya menjadi ruang aman, kini berubah menjadi saksi bisu kebiadaban yang melampaui batas kemanusiaan.

Hamza Hassouna, sepupu Fatima, menceritakan detik-detik tragis pada Jumat (18/4/2025) itu. “Saya duduk di ruang tamu ketika dua roket menghantam, satu mendarat di dekat saya dan satunya lagi di ruang tengah. Dalam sekejap, rumah itu runtuh. Kehidupan kami berubah menjadi puing-puing dan duka mendalam,” tuturnya.

Fatima bukan hanya seorang jurnalis. Ia adalah suara mereka yang dibungkam, mata bagi dunia yang menutup pandangan dari penderitaan rakyat Gaza. Namanya kini abadi dalam dokumenter Put Your Soul on Your Hand and Walk, yang akan tetap ditayangkan di Festival Film Cannes sebagai penghormatan atas keberaniannya menembus kabut ketakutan demi menyuarakan kebenaran.

Pusat Perlindungan Jurnalis Palestina (PJPC) turut menyampaikan duka mendalam, seraya mengecam tindakan keji tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan hak kebebasan pers.

Namun kisah Fatima hanya setetes dari lautan penderitaan yang terus mengalir di bumi Gaza. Ledakan demi ledakan menghujam, nyawa demi nyawa melayang, namun dunia tetap membisu, terbata dalam kecaman yang tak berujung aksi. Para pemimpin negeri-negeri Muslim pun tak lebih dari bayang-bayang, hanya mampu melontarkan kutukan sementara tangan mereka tetap terikat oleh politik internasional yang tunduk pada kepentingan penjajah.

Padahal, Islam tidak mengajarkan pembiaran terhadap kezaliman. Al-Qur’an menegaskan bahwa kaum Muslim adalah satu tubuh, satu umat yang terikat oleh akidah. Rasulullah Saw. bersabda, bila satu bagian tubuh sakit, seluruhnya turut merasakan perih. Maka membela Palestina bukan hanya panggilan nurani, tapi perintah syar’i yang mengikat setiap hati mukmin.

Selama umat Islam masih terpecah dalam sekat nasionalisme warisan busuk kolonialisme maka mustahil terwujud persatuan yang hakiki. Nasionalisme telah mereduksi identitas umat menjadi kepentingan sempit bangsa, menghambat gerakan jihad yang sejatinya menjadi mekanisme syar’i dalam membebaskan wilayah-wilayah terjajah.

Umat harus kembali sadar bahwa satu-satunya jalan untuk mengakhiri penderitaan di Palestina dan wilayah-wilayah tertindas lainnya adalah dengan menegakkan kembali Khilafah Islamiyah, kepemimpinan tunggal yang akan mempersatukan potensi umat di seluruh dunia. Khilafah adalah perisai yang sejati pelindung umat dari bahaya luar, penjaga kehormatan dan penegak keadilan.

Inilah saatnya umat berseru dengan suara yang sama, lantang dan menggema ke seluruh penjuru dunia Islam: seruan untuk bangkit, bersatu, dan menuntut para penguasa Muslim melaksanakan tanggung jawab syar’i mereka bukan hanya mengutuk, tapi menggerakkan pasukan, mengerahkan sumber daya, dan memimpin jihad fi sabilillah.
Agar gerakan ini tidak terpecah, ia harus dipandu oleh jamaah dakwah ideologis pengemban risalah Islam yang konsisten menyeru pada jihad dan tegaknya khilafah. Merekalah yang akan membimbing umat agar tetap berada di jalan perjuangan, menyalakan obor kesadaran, dan menyatukan langkah menuju kembalinya kehidupan Islam yang kaffah.

Dengan tegaknya Khilafah, setiap luka umat akan mendapatkan pengobatan. Khilafah bukan sekadar struktur pemerintahan, melainkan manifestasi nyata dari penerapan syariat Islam secara menyeluruh. Di bawah kepemimpinannya, jihad akan dijalankan dengan legalitas syar’i untuk membebaskan bumi yang dirampas. Khilafah akan mengorganisir kekuatan militer, ekonomi, dan diplomasi umat untuk menghentikan kezaliman dan mengembalikan kemuliaan.

Bahkan lebih dari itu, Khilafah akan membangun kembali peradaban Islam yang agung yang menempatkan keadilan sebagai landasan, menjaga jiwa dan kehormatan, serta menjamin hak-hak warga tanpa diskriminasi. Dunia akan kembali menyaksikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana ia pernah menerangi dunia di masa Rasulullah SAW dan para khalifah sesudahnya.

Maka, menegakkan Khilafah bukan sekadar solusi bagi Palestina. Ini adalah jalan pembebasan umat dari segala bentuk penjajahan, kebodohan, dan kehinaan. Saatnya umat mencampakkan sistem buatan manusia yang telah terbukti gagal, dan kembali pada Islam sebagai satu-satunya ideologi yang mampu memimpin dunia dengan cahaya petunjuk dan keadilan.

Inilah seruan zaman. Dan hanya dengan kesadaran, keikhlasan, serta perjuangan sungguh-sungguh, umat ini akan kembali menjadi umat terbaik, pemimpin peradaban, penjaga kehormatan, dan pelindung bagi setiap yang tertindas di muka bumi.

 

 

 

Oleh: Luthfia Rifaah, ST., M.Pd
Pemerhati Remaja

Views: 14

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA