Tinta Media – Penghinaan terhadap Nabi Muhammad saw. kembali berulang. Kali ini sebuah majalah satire asal Turki menerbitkan kartun yang menggambarkan sosok yang diidentifikasi sebagai Nabi Muhammad saw. dan Nabi Musa a.s. Tindakan ini jelas merupakan bentuk penghinaan terhadap para nabi, meskipun pihak media tersebut menyangkalnya.
Meski telah dikeluarkan perintah penangkapan terhadap pihak yang bertanggung jawab, hal itu tidak mampu meredam kemarahan rakyat Turki. Masyarakat tetap mengecam dan menolak keras tindakan tersebut. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan juga mengutuk keras penerbitan kartun itu dan menyebutnya sebagai “provokasi keji”, sembari menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan membiarkan penghinaan terhadap nabi dan nilai-nilai suci umat Islam.
Gambar tersebut dimuat dalam majalah LeMan yang menggambarkan dua sosok berjabat tangan di langit dengan latar belakang perang. Banyak pihak menilai bahwa dua tokoh itu merupakan representasi Nabi Muhammad saw. dan Nabi Musa a.s. Kartun tersebut muncul hanya beberapa hari setelah konflik berdarah selama 12 hari antara Iran dan Israel, sehingga memicu polemik lebih luas.
Ironisnya, kebebasan berekspresi kembali dijadikan tameng untuk membenarkan tindakan semacam ini. Atas nama kebebasan berekspresi, banyak pihak merasa berhak berkata dan bertindak sesuka hati, bahkan sampai pada titik menistakan agama dan nabi. Meskipun ada sanksi hukum, hal itu nyatanya belum cukup untuk memberikan efek jera. Ini menunjukkan betapa berbahayanya kebebasan berekspresi tanpa batas karena membuat manusia merasa bebas melakukan apa saja, bahkan jika tindakannya menyakiti jutaan umat.
Fenomena ini menunjukkan bahwa kebebasan berekspresi sering kali menjadi alat untuk menyulut kebencian terhadap umat Islam. Ketika hati telah dibutakan oleh kebencian, maka segala cara akan digunakan untuk merendahkan dan melemahkan umat Islam, termasuk dengan menghina nabi mereka.
Islam adalah peradaban yang dibangun di atas landasan akidah yang lurus, yaitu akidah Islam. Peradaban ini tidak bertujuan untuk mencari manfaat duniawi semata, apalagi hanya untuk memuaskan nafsu atas nama kebebasan. Islam memiliki sistem yang lengkap untuk menjaga kehormatan agamanya, termasuk kehormatan Rasulullah saw. Sejarah panjang telah membuktikan bahwa sistem Islam yang pernah diterapkan dalam institusi Khilafah mampu menjaga kemuliaan Islam dan nabinya.
Dalam Islam, penghinaan terhadap nabi bukanlah perkara sepele. Ia dianggap sebagai kejahatan besar yang harus diberikan sanksi tegas. Tidak peduli apakah pelakunya kafir harbi, kafir dzimmi, atau bahkan seorang muslim, semua yang menghina nabi harus dihukum. Sistem Khilafah Islamiah memiliki mekanisme khusus untuk mencegah dan menindak tegas penghinaan semacam ini. Ini bukan hanya demi menjaga martabat nabi, tetapi juga menjaga keteguhan dan kehormatan seluruh umat Islam.
Oleh: Wina Audina,
Sahabat Tinta Media
Views: 22