Tinta Media – Merefleksi dunia Islam sejak keruntuhan khilafah 101 tahun yang lalu, Direktur Institute Muslimah Negarawan (IMuNe) Dr. Fika Komara menyatakan, tidak ada kebaikan dari sistem Kapitalisme-Sekuler bagi setiap negeri Muslim selain kemajuan materi dan teknologi.
“Tidak ada kebaikan dari sistem ini bagi setiap negeri Muslim selain kemajuan materi dan teknologi. Itu pun kemajuan yang beracun karena harus dibayar dengan kerusakan sosial dan runtuhnya bangunan keluarga Muslim,” tuturnya kepada Tinta Media, Senin (22/2/2022).
Ia menilai, paham materialisme dan pemujaan pada kemajuan ekonomi membuat rakyat dan umat hanya diperlakukan layaknya hewan ekonomi, apakah sebagai pasar ataupun tenaga kerja murah. “Demikian dengan performa para politisi dan pengambil kebijakan, mereka hanyalah ‘political animal’ yang melayani kepentingan elite oligarki, dengan melihat kebijakan IKN, Omnibus Law, JHT, dan sebagainya,” ungkapnya.
Menurutnya, ini karena sistem demokrasi adalah anak kapitalisme yang berbiaya mahal, sehingga para pemimpin politik yang dilahirkan dari sistem ini bukanlah para negarawan sejati. “Mereka memproduksi kebijakan bukan untuk fokus melayani kepentingan rakyat, sebaliknya hanya untuk melayani tuannya, para pemilik modal besar,” ucapnya.
Ia memaparkan, solusi terbaik atas kondisi dunia Islam ialah bangsa ini membutuhkan alternatif visi peradaban yang lebih baik. Yaitu Islam. Berabad-abad Islam pernah menjadi kiblat dan rujukan sistem politik dan ekonomi kesultanan-kesultanan Muslim Nusantara. Jejak sejarahnya amat jelas, meski banyak orientalis untuk menutupi bahkan menghapusnya.
“Bangsa ini membutuhkan alternatif visi peradaban yang lebih baik. Islam menawarkan visi itu lengkap dengan seluruh komponen sistemnya yang sempurna dan tak lekang oleh zaman. Lagi pula Islam bukanlah ideologi asing ataupun ahistoris di negeri ini,” paparnya.
Ia menuturkan bahwa persoalannya bukan Islam tidak mampu tetapi ada pihak-pihak yang ‘tidak mau’ mengadopsi sistem Islam untuk mengatur bangsa ini.
“Mereka bukan hanya tidak mau, tetapi sebagian sudah terjangkiti wabah Islamofobia dari Barat yang diwarisi dari era kolonialisme Eropa,” tuturnya.
Ia pun mengatakan, umat Islam perlu menyadari kenestapaan hidup, kemunduran umat, dan keterbelakangan negeri Muslim ini karena kaum Muslim rela hidup di bawah naungan hukum-hukum sekuler buatan manusia yang diimpor dari Barat. Umat menjadi lemah dan terpecah belah. Padahal Allah Ta’alla telah memberi peringatan keras dalam surat Al Maidah ayat 50, artinya: “Apakah hukum jahiliyah yang kalian kehendaki? Hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang meyakini.”
Ia pun menambahkan perkataan para ulama, “Para ulama mengatakan kaum kafir barat maju karena meninggalkan agamanya, sementara umat Islam maju hanya dengan berpegang pada agamanya,” pungkasnya. [] Ageng Kartika
Views: 0
















