Tinta Media – Direktur Siyasah Institute Iwan Januar menilai, bahwa sifilis beredar dalam peradaban sekularisme-liberalisme.
“Melihat dari sejarah dan perkembangannya hari ini, sifilis beredar dalam peradaban sekularisme-liberalisme,” ungkapnya kepada Tinta Media, Senin (30/6/2025).
Sebab, jelas Iwan, negara yang menganut prinsip sekulerisme-liberalisme justru diminta menjamin kebebasan bagi warga dengan seluas-luasnya.
Terlebih, menurut Iwan, aturan agama di tanah air hanya berupa himbauan dan personal, bukan urusan orang lain apalagi negara.
“Perbuatan zina termasuk PSK dan perselingkuhan sudah alami fase normalisasi. Sah saja selama dilakukan dengan consent [persetujuan],” kritiknya.
Menurut Iwan, jumlahnya terus bertambah dan banyak warga usia muda termasuk gen z terinfeksi sifilis.
“Kementerian Kesehatan melaporkan data nasional peningkatan jumlah pengidap sifilis. Lebih dari 23 ribu penduduk Indonesia mengidap penyakit kelamin tersebut. Jumlah ini konsisten naik dari tahun ke tahun,” mirisnya.
Ia melanjutkan, rentang usia pengidap sifilis di tanah air juga meluas, merentang dari usia 20 hingga 40 tahun, tetapi ada juga yang berusia belasan tahun. “Dari remaja hingga ibu-ibu rumah tangga dan mereka yang tengah hamil,” imbuhnya.
Kasus Global
Ternyata, kata Iwan, peningkatan kasus sifilis di tanah air sejalan dengan peningkatan kasus secara global.
“Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasikan 8 juta orang dewasa di dunia terinfeksi penyakit kelamin ini. Rentang usianya dari 15 hingga 49 tahun alias usia produktif,” ucapnya.
Iwan mengungkapkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat melaporkan di tahun 2024 kasus sifilis mencapai tingkat tertinggi dalam lebih dari satu dekade.
Ketika, kritik Iwan, manusia sudah menyingkirkan halal-haram hubungan biologis, seks bebas, termasuk prostitusi jadilah biang penyebaran sifilis.
“Sejumlah laporan menyebutkan, tidak sedikit ibu rumah tangga termasuk yang tengah hamil terinfeksi raja singa akibat perilaku seks bebas pasangan mereka,” tandasnya.
Iwan juga menyampaikan, bahwa penyakit infeksi menular seksual (IMS) ini berasal dari bakteri treponema pallidum. ”Penyebarannya melalui hubungan seksual seperti seks oral, vagina, dan anal. Dapat pula ditularkan lewat kehamilan dan transfusi darah.[] Novita Ratnasari
Views: 31