Tinta Media – Hi Rajab! Bulan penuh kemuliaan dan pengampunan…
Bertepatan dengan back to school membawa semangat perjuangan…
Berjuang dalam pendidikan, dan membangun peradaban…
Aku Muslim, aku Pelajar, semangat berjuang di barisan perubahan secara keseluruhan…
Memasuki gerbang sekolahan, diawali pantun penuh makna, menunjukkan ambisi luar biasa mewujudkan cita-cita mulia.
Hi, namaku Dakwah, menyambut hari pertamaku kembali ke bangku sekolah, tentu dengan semangat yang kian membara. Seperti biasa, tidak banyak perubahan, tata ruang kelas klasik dan teman-teman yang asik.
Sayangnya, ada rasa kesedihan yang tak mampu ku bendung, beradu jadi satu meracuni isi kepalaku, mengingat sejarah kelam dan kenyataan pait tentang Baitul Maqdis (orang menyebut Palestina).
Bayangkan saja, mereka masih di genosida, dijajah, bahkan dibantai dengan keji. Sudah lebih dari 426 hari telah berlalu, per 7 Oktober 2023, suara rudal itu terus menghiasi berbagai platform digital. Jejak yang berusaha dihilangkan, masih bisa kita saksikan. Melansir dari laman Kumparan News, Ahad (5/1/2025) serangan Israel kembali mewarnai Baitul Maqdis, selama tiga hari berhasil menewaskan 200 warga Gaza. Parahnya, korban didominasi warga sipil, yaitu wanita serta anak-anak.
Perbedaan sangat kontras antara anak-anak di negeri bumi pertiwi dan di Baitul Maqdis. Kita sekarang bisa menikmati hidangan terlezat versi bunda kesayangan, bisa asik bersenda gurau bersama orang terkasih, atau setidaknya melewati hari-hari yang melelahkan tanpa ancaman. Kebayang nggak sih guys? Anak-anak di Baitul Maqdis setiap detik dihantui dengan suara rudal, makanan mereka roti berbahan pakan hewan, dunia bermain mereka lenyap, keluarga banyak yang syahid, bahkan tempat tinggal pun dikuasai oleh Israel. Membuat dada sesak, ketika seorang ayah sedang membuat roti untuk anaknya, rudal mampir untuk mengacaukan semuanya.
Semua ini sungguh penjajahan terpampang nyata di depan mata! Terlebih, penduduk Syam merupakan barometar izzah ummat dan keimanan seluruh umat Muslim di dunia. Ketika kita mengatakan izzah ummat, maka yang dimaksud adalah kondisi umat sebagai satu jamaah, bukan perorangan Muslim yang memiliki tolak ukur baik buruk sendiri. Senada dengan sabda Rasulullah;
“Jika penduduk Negeri Syam telah rusak, maka tidak ada kebaikan pada kalian,” HR. At Tirmidzi.
Catat ya guys, Negeri Syam itu meliputi Suriah, Lebanon, Baitul Maqdis (Palestina), dan Yordania. Sekarang, semangat juang ku makin bergelora untuk bangsa dan Palestina. Visi dan misi untuk terus belajar kian membara, hingga layak menjadi agen perubahan peradaban.
Sejarah Spektakuler di Bulan Rajab
Guys, agar mampu melewati bulan Rajab yang mulia dengan penuh pahala, tentunya harus mengetahui sejarah spektakuler di balik bulan Rajab, hakikatnya memaknai bulan Rajab selaras dengan semangat perjuangan. Banyak peristiwa monumental yang terdapat di dalam bulan Rajab.
Hayo tebak guys, peristiwa apa aja sih yang mewarnai Bulan Rajab? Sehingga harus dicopypaste dan diterapkan oleh seluruh kaum Muslimin, khususnya kita anak muda yang identik dengan semangat membara. Berkobar-kobar nggak tuh, ckckck…
Pertama, manusia mulia Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam mendapatkan wahyu terkait perintah sholat lima waktu, di mana sholat merupakan pondasi utama umat Islam, dan peristiwa ini tersohor dengan nama Isra Miraj. Hayo, siapa yang baru tau guys? Isra Miraj di Bulan Rajab ternyata bestie.
Kedua, dalam tinta sejarah peradaban Islam, telah terjadi peristiwa yang paling mashur dan bersejarah, yaitu pembebasan kota Baitul Maqdis untuk kali pertama guys, oleh Khalifah Umar bin Khattab. Pembebasan ini bertepatan pada bulan Rajab tahun ke-15 Hijriyah atau 637 Masehi.
Singkat cerita, Baitul Maqdis pada saat itu dalam belenggu kekuasaan Kekaisaran Romawi, yang dipimpin oleh Pendeta Patrik Sophronius atau pemimpin umat Kristen. Namun, karena pasukan Romawi kalah dalam perang Yarmuk, sehingga pasukan kaum Muslim berhasil mengepung Baitul Maqdis selama 6 bulan, yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bin al-Jarrah ra.
Akhirnya, berujung happy ending guys, didasari dengan kesadaran yang utuh, akan keadilan Islam, dan kekuatan pasukan Muslim yang luar biasa. Alhasil, pemimpin umat kristen secara sukarela dam cuma-cuma menyerahkan kunci Baitul Maqdis kepada Khalifah Umar.
Ketiga, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi berhasil membebaskan Baitul Maqdis di bulan Rajab dari cengkraman pasukan Salib yang berhasil merebut Baitul Maqdis dari kepemimpinan Islam. Pembebasan ini, pada tanggal 2 Oktober 1187 M (27 Rajab 583 H). Baitul Maqdis kembali aman, guyup, rukun, dan sejahtera dalam bingkai kepemimpinan Islam sekitar 88 tahun.
Amazing! Keren banget ya guys, ternyata Islam yang hari ini sering dinistakan, framing negatif dan kejam terus bergulir, bahkan mayoritas tetapi serasa minoritas, ternyata Islam pernah dijadikan aturan hidup seluruh manusia yang tinggal di negara Islam. Beuhhhh…. Bikin geleng-geleng tujuh keliling.
Jadi sedih dengan realitas yang ada hari ini, Islam terlihat sebatas agama yang ngatur sholat, puasa, zakat, dan pengikutnya pun bangga dengan maksiat. Orang bilang sih Islam KTP. Para remaja yang tersipu malu menunjukkan identitas Muslimahnya, dengan percaya diri mengumbar aurat dan nggak tau malu pacaran serasa udah diakui negara dan sah secara agama. Padahal jajan masih minta orang tua. Memalukan!
Tentu kalau kita berpikir lebih mind blowing lagi, “bukan Islamnya yang berubah, bukan Islam tidak ngetren lagi, bukan Islam tidak relevan dengan perkembangan zaman, tetapi orangnya aja yang jauh dari pemikiran Islam,” malu sama Rasulullah guys.
Ternyata, Gaza, Palestina, West Bank, dan Baitul Maqdis secara keseluruhan, yang kita anggap sedang dijajah, itu hanya fisik belaka, tidak dengan hati dan pemikirannya guys! Mereka istiqomah dan konsisten dengan apa yang mereka imani serta yakini. Semua itu berangkat dari keimanan yang didasari proses berpikir, sehingga melahirkan iman yang mengkristal di dalam hati dan pikiran mereka.
Tidak goyah mesti mobil tank menghadang mereka, tidak gencar meski suara rudal menjadi ancaman mereka, karena iman kepada Allah dan rasul-Nya mereka berada di barisan perjuangan mempertahankan hak mereka.
Perubahan apa yang bisa kita lakukan?
Merubah cara pandang guys, memaknai esensi keberpihakan terhadap Baitul Maqdis bukan hanya karena rasa humanity semata, tetapi kita harus mampu copypaste sikap para pejuang di Baitul Maqdis, agar kita mampu terkoneksi dengan para pejuang di sana. Memahami, bahwasanya kita membela, berjuang, dan berpihak atas dasar keimanan atau aqidah Islam. Khususnya, gen milinial, gen z, gen alpa, dan seterusnya harus melek sejarah hingga politik Islam, agar kita selangkah di depan dari para penjajah.
Bukankah, penjajah menggunakan taktik, strategi, dan politik? Kenapa ragu? Kenapa nyalinya ciut?
Come on! Islam pernah berjaya, menguasai Islam sekitar, lebih dari 13 abad lamanya. Abad loh guys, bukan tahun. Kita aja merdeka sudah 79 tahun serasa sudah 1 abad kan? Berasa lama pake bingit, apalagi 13 abad lebih!
Yuk, guys merapat bareng dakwah, kita isi bulan Rajab dengan melakukan hal-hal positif, misalnya semangat belajar, berbakti dengan orang tua, tentu memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk belajar sejarah Baitul Maqdis dan khususnya Islam.
Pesan dari Dr. Fattah El-Uwaisi mengatakan, bahwa kontribusi saudara Indonesia untuk Baitul Maqdis, dengan ‘libaration of mind before libaration of land,’ bebaskan dulu pemikiran kita guys, agar tidak mudah terprovokasi dengan narasi kebohongan dan berita hoax. Tentunya dengan belajar sejarah Baitul Maqdis, agar kita mengetahui persis apa yang terjadi. Kemudian jangan lupa untuk menyuarakan kebenaran!
Dunia perlu tau kebenaran yang nyata, agar pembebasan selangkah lebih dekat. Allah berfirman,
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Artinya: Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk. (QS An Nahl: 125)
Oleh: Novita Ratnasari, S. Ak.
Penulis Ideologis
Views: 8