Bukan dari Paus Fransiskus, Belajar Toleransi dari Rasulullah Muhammad SAW

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads
Bukan dari Paus Fransiskus, Belajar Toleransi dari Rasulullah Muhammad SAW

Tinta Media – Presiden Joko Widodo dan Sri Paus Fransiskus menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya toleransi, keberagaman, dan perdamaian dunia dalam kunjungan kenegaraan bersejarah Paus Fransiskus ke Indonesia pada Rabu, 4
September 2024. Kedua pemimpin menekankan perlunya menjadikan perbedaan sebagai
kekuatan dalam memperkuat persatuan, serta pentingnya menyuarakan perdamaian di
tengah meningkatnya konflik global.(www.presidenri.go.id, 4/09/2024)

Pendapat Presiden Joko Widodo dan Sri Paus Fransiskus
tentang pentingnya toleransi, keberagaman, dan perdamaian dunia tentu
seharusnya menjadi komitmen dan benar-benar diwujudkan, khususnya oleh Presiden
Joko Widodo dan Paus Fransiskus, bukan hanya sekedar ucapan.

Jika Paus berpesan pentingnya toleransi beragama dan
memberikan pujian kepada masyarakat Indonesia yang toleransi, di Vatikan
sendiri sepertinya belum terwujud toleransi beragama. Ini terlihat dari tidak
adanya masjid di sana. Di Indonesia ada banyak gereja, pura, vihara, dan rumah
ibadah agama lainnya.

Juga dengan alasan toleransi beragama, kumandang azan di
televisi diganti dengan running text agar tidak mengganggu misa akbar. Kenapa
toleransi beragama tapi serasa seperti Islam yang harus mau mengurangi syariat
Islamnya? Belum lagi penyambutan yang sepertinya berlebihan, seperti Imam Besar
Masjid Istiqlal yang mencium kening Paus, penyambutan Paus dengan ayat Al-Qur’an,
dan antusias masyarakat menyambut Paus. Sepertinya belum ada tokoh muslim yang
disambut seistimewa itu, bahkan ulama muslim yang memiliki jabatan tinggi
sekalipun. Ini membuktikan bahwa toleransi yang dimaksud dalam sistem demokrasi
tidak pernah bisa adil dan selalu Islam yang diminta mengalah. Kontradiksi
dengan kenyataan dan hanya klaim saja. Seolah-olah Islam yang harus belajar
tentang toleransi dan malah mengagung-agungkan Paus sebagai contoh yang baik.
Muslim jangan pernah lupa bahwa Islam satu-satunya agama yang Allah ridhoi, dan
Rasulullah Muhammad SAW teladan terbaik yang wajib diikuti. Seharusnya kita
semua dan juga Paus Fransiskus bisa belajar toleransi lebih banyak dari contoh
yang benar yaitu Rasulullah Muhammad SAW.

Rasulullah Muhammad SAW telah terbukti sukses mempersatukan
masyarakat yang plural atau beragam, terdiri dari banyak kabilah, suku bangsa,
dan berbagai agama dengan sistem Islam kaffah, bukan dengan sistem demokrasi.
Kesuksesan ini karena Sistem Islam berasal dari Allah SWT, bukan sistem
demokrasi yang dibuat manusia.

Rasulullah membangun masyarakat yang menjadikan akidah dan
hukum Islam sebagai pijakan dalam bermasyarakat. Rasulullah SAW
mempersaudarakan berbagai suku bangsa (kabilah) dan bangsa, yang pada awalnya
bertentangan, bahkan bermusuhan, dipersaudarakan oleh kalimat laa ilaaha
illallaah. Islam juga dijadikan sebagai solusi berbagai problematik hidup yang
dihadapi. Dengan cara demikian, terwujud persatuan dan kesejahteraan di
masyarakat. Inilah yang harus kita tiru jika memang benar menginginkan
masyarakat yang bersatu dan harmonis.

Wallahu alam bishawab.

Oleh: Dzakiyah, Sahabat Tinta Media

Views: 0

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA