Pekerja Migran Terpuruk dalam Cengkeraman Sistem yang Buruk

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Begitu banyak pekerja migran mencari
kehidupan di negeri orang, karena begitu sulitnya hidup di negeri sendiri. Mereka
berharap hidup sejahtera di negeri orang. Hingga rela meninggalkan keluarga
tercinta. Namun, ternyata impian tak bisa mudah diwujudkan. Justru nyawa-lah
menjadi taruhan.

Meriance, salah satu pekerja migran yang
menjadi bulan-bulanan sang majikan. Sasaran hantaman setiap hari. Malaysia,
tempat dia bekerja, berubah menjadi neraka. Dia tak menyangka akan mengalami
hal seburuk ini, delapan bulan lamanya. Semua yang terjadi benar-benar di luar
dugaan. Bahkan, saat Meriance berhasil diselamatkan dan kembali pulang, salah
satu anak Meriance tak mengenal lagi wajah sang ibu, karena banyak luka lebam
di wajah akibat kekerasan. Kisah tragis ini pun dibuktikan dengan laporan
medis, dokumen pengadilan, beragam cerita tetangga dan adanya kesaksian petugas
kedutaan Indonesia di Malaysia yang melihatnya tak lama setelah diselamatkan.

Faktanya, masih banyak Meriance-Meriance
lain yang bernasib sama atau mungkin lebih parah lagi. Kasus-kasus pekerja
migran pun bervariasi, mulai dari ratusan pekerja yang ditimpa kekerasan,
hingga ribuan pekerja  tak dibayar
gajinya. Tak heran, mereka lebih memilih pulang meskipun tak membawa sejumlah
uang.

Di tengah kemelut kasus yang juga belum
tuntas tersolusikan, permintaan pekerja migran terus meningkat. Parahnya, kasus
ini mencapai angka 66.000 hingga Februari 2023. Kesempatan inilah yang
dimanfaatkan para kapitalis opportunis. Memanfaatkan peluang yang ada, tanpa
peduli pada akibat yang terjadi.  

Semua regulasi yang mengatur pekerja migran
pun, nyatanya tak mampu meredam kasus. Justru kasus pekerja migran semakin banyak
dan sulit diatasi meskipun banyak kasus telah di”ajak” ke meja pengadilan.
Kasus tetap beku. Dan nasib pekerja migran selalu berujung dengan
ketidakadilan.

Sumber masalah dari beragam kasus pekerja
migran, hanyalah satu. Kemiskinan akut. Yang terus menggerus kehidupan
masyarakat. Alhasil, individu pun menjadi nekat mencari penghidupan yang
dianggap akan lebih baik dari keadaan sebelumnya. Namun, ternyata, mereka
tersandung masalah lain yang lebih mematikan. Perdagangan manusia. “Bisnis”
para kapitalis yang menjanjikan keuntungan fantastis. Setiap pekerja migran menghasilkan
keuntungan hingga Rp 15 juta bagi para “bandar” pekerja migran. Luar biasa.

Segala rentetan kejadian yang terus berulang
ini timbul sebagai akibat penerapan ekonomi ala kapitalisme. Segala regulasi
dan tindakan dilakukan demi keuntungan yang terus diburu. Tak peduli pada nasib
nyawa manusia. Sistem ekonomi kapitalisme, sangatlah buruk. Hingga melahirkan
kemiskinan sistemik yang terus terjadi melingkari kehidupan. Mahalnya kebutuhan
harian, biaya kesehatan dan pendidikan yang tak terjangkau, hingga minimnya
lapangan pekerjaan yang layak. Ironis. Di tengah melimpahnya sumberdaya, justru
kemiskinan menjadikan rakyat makin tak berdaya. Sungguh, sistem rusak ini tak
layak diterapkan untuk mengatur kehidupan manusia.

Saatnya mencampakkan sistem rusak. Dan
menggantinya dengan sistem terbaik yang ditetapkan Sang Pencipta. Yaitu sistem
Islam. Satu-satunya sistem yang memanusiakan posisi manusia sesuai fitrahnya.
Sistem ekonomi Islam yang diterapkan pun menjaga maslahat rakyat. Sistem
ekonomi Islam yang tangguh, amanah dan menjamin kesejahteraan seluruh
masyarakat. Segala sumberdaya alam yang ada dikelola negara sesuai syariat
Islam. Dan diperuntukkan untuk memenuhi seluruh kepentingan rakyat. Negara pun
menyediakan lapangan pekerjaan yang ideal bagi rakyat. Kesejahteraan terwujud,
lapangan pekerjaan pun aman dan terjamin. Setiap sektor kebutuhan publik,
terjangkau rakyat. Tiada kemiskinan. Yang ada hanya kesejahteraan. Karena sempurnanya
konsep pengelolaan.

Tak pantas bagi kita meragukan cemerlangnya
sistem Islam. Karena terbukti, lebih dari 14 abad menyebarkan keadilan dan
kesejahteraan di muka bumi. Duapertiga wilayah dunia menjadi saksi kekuatan
sistem Islam. Sistem amanah yang menebar berkah bagi seluruh rakyat, tanpa
membedakan agama dan strata sosial.

Wallahu a’lam bisshowwab.


Oleh: Yuke Octavianty

Forum Literasi Muslimah Bogor

Views: 0

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA