Parah, Drakor pun Dijadikan Alat Propaganda Israel

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads

Tinta Media – Baru-baru ini drama Korea ‘When The Phone Rings’ mendapat kecaman dari netizen dan mereka menyerukan boikot terhadap penulis Kim Ji-woon, produser Kwon Sung-chang, dan sutradara Park Sang-woo. Ketiganya dianggap turut ambil bagian dalam propaganda genosida dengan memutarbalikkan isu Palestina-Israel. Pasalnya, pada akhir episode terdapat adegan seorang pembawa berita yang bernama Na Yu-ri yang melaporkan negara ‘Izmael’ diserang negara ‘Paltima’ dan menjadikan warga Korea Selatan (Korsel) sebagai sandera.

Pada adegan tersebut ditampilkan Na Yu-ri membacakan berita dan Hong Hee-joo, sebagai pemeran utama, menerjemahkan berita tersebut dalam bahasa isyarat. Pada adegan tersebut memang menggunakan nama negara fiktif yakni Paltima dan Izmael, namun penonton menangkap bahwa Paltima merujuk pada Palestina, sedangkan Izmael adalah Israel. Padahal webtoon yang menjadi asal cerita adaptasi drama ini sama sekali tidak mengangkat isu Palestina. Dari sini makin kuat dugaan bahwa ada indikasi propaganda dari staf tim produksi drama ini (cnnindonesia.com, 6/1/2025).

Tentu tak perlu heran dengan kejadian tersebut, mengingat Korsel adalah sekutu dekat Amerika Serikat (AS), bahkan Presiden AS yang lalu, Barack Obama, menyebut Korsel sebagai ‘salah satu sekutu terdekat dan teman terbaik Amerika,’ Korsel juga memiliki aliansi militer yang panjang dengan AS, membantu AS dalam setiap perang sejak Perang Vietnam, termasuk Perang Irak.

Dari sini bisa dipahami kenapa Korsel _cawe-cawe_ dalam isu Palestina-Israel, dan bukan cerita baru jika AS bersama sekutunya sering kali memutarbalikkan fakta yang ada untuk melegitimasi apa yang sudah dilakukannya, tak terkecuali terkait konflik Palestina-Israel. Jelas-jelas bahwa pihak yang dirugikan dan menderita adalah Palestina dengan total jumlah korban meninggal dunia sebanyak 42.718 orang dan 100.282 orang luka-luka menurut data United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) terhitung sejak 7 Oktober 2023 hingga 22 Oktober 2024. Ditambah lagi, korban jutaan pengungsi dan kekejian-kekejian yang dilakukan tentara Israel kepada para tahanan, sampai saat ini pun pengeboman masih terus terjadi dengan korban tak sedikit dari kalangan wanita dan anak-anak, bahkan tak luput menyasar rumah sakit dan pengungsian.

Masih segar dalam ingatan bagaimana Israel menyerang dan menangkap para dokter di RS Kamal Adwan, salah satu rumah sakit terakhir yang berfungsi di Gaza utara, serta menahan Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Hussam Abu Safiya serta puluhan staf lainnya dan dibawa ke pusat interogasi pada tanggal 27 Desember 2024 dengan alasan rumah sakit tersebut dituduh digunakan sebagai pusat komando oleh militan Hamas dan keterlibatannya dalam aktivitas teroris. namun tidak ada satu pun bukti yang dapat diverifikasi secara independen terkait tuduhan ini.

Lagi dan lagi, AS akan selalu dan selalu menggunakan segala alatnya untuk semakin mencengkeramkan hegemoninya dan melibas habis pihak-pihak yang dianggap menghalangi rencananya, termasuk dengan upaya-upaya propaganda, sebagaimana hal ini juga pernah disampaikan dalam kitab Mafahim Siyasiyah li Hizbut Tahrir, “Di bidang media massa, AS telah mengeluarkan dana ratusan juta dolar AS untuk mempengaruhi media massa mayoritas di negeri-negeri kaum Muslim.” Hal ini semakin diperkuat dengan banyaknya dana yang digelontorkan untuk propaganda Israel di tahun 2025, di mana Knesset, sebutan untuk Parlemen Israel, telah menyetujui alokasi tambahan dana sebesar US$150 juta (Rp2,4 triliun) untuk mengarahkan opini global atas genosida Gaza dengan mengendalikan narasi dunia sesuai skenario yang disusunnya. (www.tempo.co, 4/1/2025).

Masih berdasar sumber yang sama, anggaran ini naik 20 kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang tujuannya untuk semakin meningkatkan propaganda Israel yang dikenal dalam bahasa Ibrani sebagai ‘Hasbara’. Kata Hasbara memiliki arti menjelaskan dan mulai muncul pada awal abad ke-20 yang dipopulerkan oleh aktivis dan jurnalis Zionis Polandia, Nahum Sokolow. Hasbara biasanya menggunakan media propaganda berbentuk video, info grafis, dan unggahan media sosial yang viral serta tagar yang dirilis dan dipromosikan oleh negara Israel.

Peran Hasbara terutama untuk membenarkan alasan Israel yang menargetkan wilayah sipil dan kematian warga sipil yang diakibatkannya, serta menimpakan kesalahan atas sejumlah besar kematian warga sipil kepada Hamas. Inilah alasan yang selalu digunakan Israel untuk terus menuduh Hamas menggunakan sekolah, rumah sakit, lingkungan dan pabrik sebagai area militer dan menggunakan warga sipil Palestina sebagai ‘perisai manusia’. Tujuannya, tak lain tak bukan adalah disinformasi bersenjata untuk melawan kemarahan publik atas kebrutalan Israel.

Maka tepatlah firman Allah SWT. dalam QS Al-Ma’idah Ayat 82 : “Pasti akan engkau dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik…”

Wallahu’alam bishowab.

Oleh: Ummu Ghaza
Sahabat Tinta Media

Views: 0

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA