Peran Guru dan Tantangannya dalam Memutus Kekerasan di Dunia Pendidikan

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads
Peran Guru dan Tantangannya dalam Memutus Kekerasan di Dunia Pendidikan

Tinta Media – Kekerasan di lingkungan pendidikan menjadi isu serius yang
semakin mendapat perhatian, terutama setelah beberapa kasus tragis yang
melibatkan guru dan siswa. Dalam konteks ini, penting untuk menelusuri peran
guru sebagai pendidik dan pembimbing serta tantangan yang mereka hadapi,
terutama dalam rangka memperingati Hari Guru Dunia yang jatuh pada 5 Oktober
dengan tema “Valuing Teacher Voices: Towards a New Social Contract for
Education”.

Tema Hari Guru tahun ini menekankan pentingnya suara guru
dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang efektif. Iman Zanatul Haeri,
seorang guru dan Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G),
menyatakan bahwa guru harus menjadi sentral moral dan etika bagi siswa. Suara
guru sangat diperlukan untuk memanfaatkan potensi terbaik setiap anak didik,
sehingga kebijakan pendidikan yang diambil dapat mencerminkan realitas di
lapangan. Ketika guru terlibat dalam tindakan kekerasan, seperti yang terjadi
dalam beberapa kasus tragis, hal ini menciptakan krisis kepercayaan dan
memperburuk kondisi pendidikan.

Kasus Kekerasan di Sekolah

Belakangan ini, beberapa insiden kekerasan yang melibatkan
guru telah mengungkapkan adanya masalah serius dalam sistem pendidikan.
Kasus-kasus seperti siswa yang meninggal akibat hukuman fisik menunjukkan bahwa
pemahaman dan penerapan disiplin dalam pendidikan masih sangat rendah. Hal ini
tidak hanya merugikan siswa, tetapi juga menciptakan atmosfer yang tidak aman
di sekolah. Ketika guru menjadi pelaku kekerasan, hal ini bertentangan dengan
peran mereka sebagai pendidik yang seharusnya memberikan bimbingan moral dan
etika.

Tantangan yang Dihadapi Guru di Indonesia

Di tengah tantangan ini, guru di Indonesia juga menghadapi
berbagai masalah. Di antaranya adalah gaji yang tidak menyejahterakan bahkan
jauh dari kata cukup. Kurikulum yang terus berubah seiring dengan berubahnya
menteri pendidikan juga menjadi tantangan. Belum sampai seorang guru memahami
kurikulum tersebut dengan baik, kurikulum sudah diganti. Ketika di tataran para
pendidiknya saja masih kebingungan, bagaimana dengan anak didiknya? Tugas
administratif yang harus dikerjakan oleh seorang guru juga menambahkan deretan
persoalan. Tantangan ini dapat berkontribusi pada stres dan tekanan yang
dialami guru. Sehingga pada gilirannya dapat menyebabkan mereka mengambil
tindakan kekerasan terhadap siswa. Ini menunjukkan bahwa ketika guru merasa
tidak dihargai dan tidak didukung, dampak negatifnya dapat merembet ke siswa.

Kekerasan di sekolah, baik fisik maupun psikologis,
menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus. Iman menekankan pentingnya
pemahaman guru dan siswa tentang berbagai bentuk kekerasan, yang sering kali
dianggap sepele atau tidak terdeteksi. Ini menunjukkan bahwa pelatihan dan
edukasi mengenai kekerasan di lingkungan pendidikan perlu ditingkatkan.

Pandangan Islam dalam Pendidikan

Islam memandang bahwa kurikulum pendidikan itu harus
berlandaskan pada akidah Islam. Sehingga mata pelajaran serta metodologi
penyampaian pelajaran seluruhnya disusun tanpa adanya penyimpangan sedikit pun
dalam pendidikan dari asas tersebut.

Dalam konteks pendidikan Islam, peran guru sangat dihormati
dan dimuliakan. Pendidikan dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk
mencerdaskan, tetapi juga membentuk kepribadian siswa. Guru diharapkan memiliki
akhlak dan kualifikasi yang tinggi, sehingga mereka dapat menjadi teladan yang
baik. Dengan adanya penghargaan yang layak untuk guru, baik secara finansial
maupun emosional, diharapkan mereka dapat lebih fokus pada pengembangan siswa
tanpa terganggu oleh masalah pribadi.

Maka perlu ada sistem yang dapat mendukung agar peran mereka
dapat berjalan secara optimal. Artinya menjadi tanggung jawab negara untuk
memberikan gaji yang layak. Menetap kurikulum pendidikan yang jelas dan
terarah. Serta memikirkan bagaimana agar semua guru memiliki kualifikasi yang
sama. Memberikan sarana dan prasarana yang dapat menunjang sistem pendidikan
tersebut.

Menghargai dan Memuliakan Guru

Pentingnya menghargai suara guru tidak hanya menjadi tema
peringatan Hari Guru, tetapi juga menjadi kunci untuk mengatasi masalah
kekerasan di sekolah. Ketika guru merasa dihargai dan mendapatkan dukungan yang
memadai, mereka cenderung lebih mampu mendidik siswa dengan cara yang humanis
dan edukatif. Ini dapat mengurangi kemungkinan terjadinya tindakan kekerasan,
karena guru yang sejahtera secara finansial dan emosional memiliki kapasitas
yang lebih baik untuk mendidik.

Memutus lingkaran kekerasan di sekolah adalah tanggung jawab
bersama yang melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan tentu
saja, guru itu sendiri. Suara guru perlu didengar dan dihargai dalam merumuskan
kebijakan pendidikan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip pendidikan yang sesuai
dengan nilai-nilai Islam, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang
aman, nyaman, dan produktif. Ini bukan hanya tentang mengurangi kekerasan,
tetapi juga tentang menciptakan ruang di mana setiap siswa dapat belajar dan
berkembang tanpa rasa takut. Hanya dengan demikian, pendidikan dapat kembali
menjadi fondasi bagi masa depan yang lebih baik.

Oleh: Asrofah, Pemerhati Remaja

Views: 1

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA