Tren Mahasiswa Bunuh Diri, Potret Buram Pendidikan Sekularisme Kapitalisme

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Threads
Tren Mahasiswa Bunuh Diri, Potret Buram Pendidikan Sekularisme Kapitalisme

Tinta Media – Dunia pendidikan sedang tidak baik-baik saja. Begitu banyak kasus mengejutkan yang
menunjukkan buramnya sistem sekularisme kapitalisme sebagai landasan fondasinya.
Apa yang terjadi dengan dunia pendidikan saat ini? Sampai-sampai menggemparkan
dunia.

Dilansir dari KOMPAS.com, Seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter
Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro berinisial ARL
(30) ditemukan tewas di kamar kosnya beberapa waktu lalu. Kasus ini pun
mendapat banyak perhatian, karena korban diduga tewas usai menyuntikkan obat
penenang ke tubuhnya sendiri.(18/08/2024).

Tepat satu hari
setelah hari kemerdekaan Indonesia ke-79 tahun, dunia pendidikan mengalami duka
yang begitu amat tragis. Dari kasus di atas salah satu kasus yang mengejutkan
dari kasus kampus lainnya. Ada beberapa kasus serupa yang terjadi di beberapa
kampus negeri maupun swasta di berbagai penjuru dunia salah satunya kampus di
kota hujan.

Kasus mahasiswa IPB University meninggal
dunia karena bunuh diri dengan cara gantung diri bukan kali pertama terjadi. Sejak 2015,
setidaknya ada lima kasus mahasiswa IPB University yang mengakhiri hidup dengan
cara bunuh diri. (REPUBLIKA.CO.ID)

Sebelumnya juga Sulthan Nabinghah Royyan (18tahun) ditemukan tidak bernyawa di
dalam kamar mandi sebuah Hotel OYO di Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Kasus bunuh diri mahasiswa IPB University
di kota hujan sudah empat kali terjadi. Ada empat mahasiswa yang melakukan aksi
serupa, satu di antaranya gagal. (09/08/2024).

Kasus-kasus
yang terjadi dalam dunia pendidikan yang semakin hari terus bertambah dan diperkirakan akan
terus meningkat.  Penyebab kasus bunuh
diri begitu beragam, mulai dari 
perundungan, kekerasan, depresi , persoalan asmara, hutang pinjol, dan
masih banyak tekanan yang dialami para pengenyam bangku pendidikan.  Kasus para pengenyam bangku pendidikan
terjadi karena buramnya sistem
pendidikan saat ini.

Nyatanya
menjadi  mahasiswa sekarang dituntut
hanya untuk mengejar materi sebanyak-banyaknya tanpa tahu arah dan tujuan yang tinggi untuk
menjadi seorang manusia yang memiliki moral dan etika. Seharusnya dunia
pendidikan menjadi aspek penting dalam hal membangun peradaban dengan mencetak
generasi emas. Akan tetapi lingkungan
pendidikan sekuler menciptakan pendidikan yang tidak manusiawi.

Inilah buah pendidikan sekularisme yang melahirkaan
generasi rapuh yang tak kuat imannya. Tak memiliki sandaran ruhiyah sebagai
pondasi dasarnya menjalani kehidupan dunia.
Sistem
yang memisahkan agama dari kehidupan telah berhasil membuat pemuda
tersibukkan dengan kehidupan dunia, melupakan pengawasan Allah yang Maha
Mengawasi
. Sistem
kapitalisme pula hanya
terfokus pada pembangunan ekonomi yang hanya bertujuan pada materi semata. Fokus
pendidikannya hanya sebatas meraup keuntungan dari biaya pendidikan, serta
tujuan membentuk SDM penggerak roda ekonomi di masa mendatang. Alhasil, jiwa
rapuh generasi pun tak mampu dielakkan. Mereka yang tak sanggup bersaing dengan
yang lain akhirnya memilih mengeliminasi diri sendiri dengan cara mengakhiri
hidupnya.

Sistem Pendidikan Islam

Jika
diteliti dengan cermat, kegaduhan yang dialami dunia pendidikan tak pernah usai
dan belum menemukan solusi yang tepat. Bagai benang kusut tanpa tahu solusinya. Sudah seharusnya sistem Islam dihadirkan sebagai solusi permasalahan di
dunia saat ini terutama dunia pendidikan sebagai sistem yang menerapkan aturan haq (benar).

Dalam buku
yang berjudul “Menggagas Sistem Pendidikan Islam” yang
ditulis oleh
M. Ismail Yusanto dijelaskan bahwa pendidikan Islam terlahir dari sebuah paradigma Islam berupa pemikiran menyeluruh
tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan dikaitkan dengan kehidupan sebelum
dunia dan kehidupan setelahnya.

Dikutip
dari kitab Nizham Al-islam (Peraturan dalam Islam) pada bab Thariqul Iman (jalan
menuju iman)
bahwa
Islam telah menuntaskan problematika pokok dan dipecahkan untuk manusia sesuai
dengan fitrahnya, memuaskan akal, serta
memberikan ketenangan jiwa.

Islam memiliki mekanisme sistem pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk syakhsiyah islamiyah (kepribadian Islam) dalam diri
peserta didik. Di mana hal itu dapat terwujud bila aspek ruhiyah dan aqliyah
nya terpenuhi dengan mabda Islam. Ideologi haq ini tak pernah memisahkan aspek
rohani dari pemikiran manusia, sehingga hal itu menghadirkan kesadaran akan
hubungan manusia dengan penciptanya. Menghadirkan rasa takut dan iman, serta
tunduk pada hukum-hukum syara’. Ketika syara’ berkata bunuh diri adalah dosa,
maka hal itu tak akan mereka jadikan solusi atas persoalan hidup yang pelik.

Dengan
penerapan sistem
Islam yang
menyeluruh (kaffah),
pemuda yang merupakan generasi
emas penerus peradaban umat akan terselamatkan dari busuknya sistem sekuler yang telah merusak
aqidah dari sendi kehidupan. Adapun semua itu hanya dapat terwujud bila Daulah
Khilafah Islamiyah tegak di bumi ini.

Wallahu’alam bishawwab.[]

Oleh : Dian Wiliyah Ningsih, Mahasiswi & Aktivis Dakwah

Views: 2

TintaMedia.Com : Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TULISAN TERBARU

SEDANG TRENDING

MENANGKAN OPINI ISLAM

JADWAL SHOLAT DI KOTA ANDA